AIRSPACE REVIEW – Upaya ambisius Taiwan untuk mengembangkan panser kanon buatan dalam negeri “Clouded Leopard” terancam terhenti setelah Angkatan Darat menolak prototipe ketiga (D3) dengan alasan daya tembaknya tidak memadai.
Biro Persenjataan mengonfirmasi bahwa Angkatan Darat Taiwan tidak akan menerima kendaraan yang dilengkapi kanon 105 mm tersebut, kecuali diganti kaliber 120 mm berdaya tembak lebih kuat.
Keputusan mengejutkan tersebut diambil setelah siklus pengembangan sekitar enam tahun, yang dimulai sejak 2019.
Biro Persenjataan dilaporkan telah menginvestasikan sekitar 3,6 juta dolar AS dalam Proyek Clouded Leopard dengan menghasilkan tiga prototipe.
Sementara pengembangan turretnya ditangani oleh Institut Sains dan Teknologi Nasional Chung-Shan (NCSIST) dengan nilai sekitar 5,2 juta dolar AS.
Sedangkan untuk penggeraknya, panser kanon yang diawaki empat orang ini ditenagai menggunakan mesin diesel Caterpillar C9 dengan daya 600 hp.
Proyek Clouded Leopard kini berada di persimpangan jalan, dipastikan tak akan berlanjut bila ketentuan dari Angkatan Darat Taiwan tak dipenuhi. (RBS)
AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…
AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…
AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…
AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…
AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…
AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…