AIRSPACE REVIEW – Sistem pertahanan udara BUK Rusia dilaporkan berhasil menembak jatuh amunisi berpemandu presisi JDAM (Joint Direct Attack Munitions) Ukraina yang dipasok Amerika Serikat.
Baik Rusia maupun Ukraina telah mengonfirmasi hal itu seperti diungkap media lokal.
AS memasok bom-bom JDAM ke Ukraina sebagai bagian dari paket bantuan militer untuk meningkatkan akurasi serangan udara pasukan Kyiv,
Bom JDAM Ukraina ditembak oleh sistem pertahanan udara BUK dalam ketinggian yang cukup tinggi. Hal ini dinilai menguntungkan Rusia karena tidak perlu terlalu banyak mengerahkan jet tempurnya yang berbiaya lebih mahal untuk menghalau serangan udara tersebut.
Namun sumber Barat mencatat, BUK belum efektif untuk menangkal serangan bom AASM HAMMER (Highly Agile Modular Munition Extended Range) Ukraina yang dipasok Prancis.
Bom AASM HAMMER dijatuhkan pesawat tempur Ukraina dari ketinggian yang lebih rendah serta lintasan terbang yang lebih pendek. Hal ini menghadirkan tantangan yang berbeda bagi Rusia untuk menangkalnya.
Setidaknya, serangan udara Ukraina tersebut terbukti ketika bom-bom AASM HAMMER berhasil menghancurkan sebuah pusat komando pasukan dan sebuah gedung yang digunakan pasukan Rusia di Kherson tanpa perlawaran.
Bom HAMMER dilepaskan oleh jet tempur MiG-29 Ukraina yang telah dimodifikasi agar dapat membawa persenjataan modern buatan Barat.
Analisis lain seperti dilaporkan Bulgarian Military menyatakan, sistem peperangan elektronik (EW) Rusia secara signifikan telah berhasil menurunkan tingkat kepresisian senjata AS yang bergantung pada GPS.
Rusia mengerahkan sistem EW canggih untuk mengganggu sistem panduan GPS yang digunakan Ukraina.
Interaksi antara pertahanan udara Rusia dan bom berpemandu presisi Ukraina menyoroti aspek penting dari peperangan modern yang menghadirkan perlombaan antara kemampuan ofensif dan tindakan balasan defensif.
JDAM yang diperkenalkan oleh Angkatan Udara AS (USAF) pada akhir 1990-an, menawarkan pengeboman berbiaya rendah untuk mengubah bom tak berpemandu menjadi senjata pintar.
Bom dengan panduan GPS dan inersial ini menunjukkan debut gemilangnya ketika digunakan AS dalam Operasi Allied Force pada tahun 1999.
Saat itu AS sedikitnya telah menjatuhkan 600 bom JDAM menggunakan pesawat pengebom B-2 Spirit. Dilaporkan bahwa akurasi serangan udara bom JDAM mencapai angka 95 persen.
Perlu dicatat, dalam Perang Rusia-Ukraina ketergantungan bom JDAM pada sistem GPS membuatnya rentan terhadap gangguan peperangan elektronik Rusia.
Bom AASM HAMMER yang dikembangkan oleh Safran Electronics & Defense Prancis, mengintegrasikan GPS dengan navigasi inersia dan panduan laser opsional.
Sistem tersebut disebut menawarkan ketahanan yang lebih besar terhadap gangguan elektronik pasukan Moskow. (RNS)