Air Force

1.100 F-35 saat ini dioperasikan oleh 12 negara, Lockheed Martin: Telah mencapai satu juta jam terbang

AIRSPACE REVIEW – Lockheed Martin pada 3 Maret 2025 mengumumkan pencapaian satu juta jam terbang oleh armada global F-35 Lightning II. Perusahaan mengatakan, saat ini sebanyak 1.100 F-35 dioperasikan oleh 12 negara.

Selama pengoperasian hingga mencapai 1.000.000 jam terbang, kata Lockheed, tim F-35 telah meningkatkan kemampuan pesawat ini secara signifikan dan mencapai banyak pencapaian penerbangan yang belum pernah terjadi pada pesawat termpur lainnya.

“Mencapai 1 juta jam terbang merupakan pencapaian monumental untuk program F-35. Hal ini menyoroti dedikasi yang tak tergoyahkan dari para pilot, teknisi, mitra industri, dan mitra internasional serta pelanggan penjualan militer asing kami,” kata Letnan Jenderal Michael Schmidt, Pejabat Eksekutif Program untuk Kantor Program Gabungan F-35 Lightning II.

Tonggak sejarah tersebut, lanjutnya, juga menunjukkan pesawat tempur generasi kelima ini memiliki memiliki alat yang paling canggih, andal, dan efektif untuk melindungi negara.

F-35 digunakan untuk misi pelatihan dan operasional serta penempatan tempur yang terus meningkat.

Misi F-35 terkini mencakup operasi pengawasan udara di Eropa Tengah serta misi serangan di Timur Tengah dan Iran.

“F-35 juga menjadi andalan dan tulang punggung kekuatan sekutu, yang memungkinkan perdamaian melalui kekuatan di abad ke-21,” kata Chauncey McIntosh, Wakil Presiden dan Manajer Umum Program F-35 di Lockheed Martin.

Perusahaan menambahkan, ketiga varian F-35 telah digunakan dalam pertempuran. F-35C pertama kali dikerahkan ke medan tempur pada November 2024.

Sementara F-35I milik Israel telah membuktikan keampuhannya dalam perang di Timur Tengah.

Program F-35 terus berkembang dengan 20 negara telah mengakuisisi jet ini di mana delapan negara sedang menunggu pengiriman pesawat ini.

Kontrak pengadaan terbaru mencakup pesanan dari Kanada (88 pesawat), Singapura (20), Finlandia (64), Swiss (36), Jerman (35), Republik Ceko (24), Yunani (20), dan Rumania (32).

Sementara Spanyol dan Portugal masih mempertimbangkan peswat ini.

Di luar Eropa, ada spekulasi tentang kemungkinan penjualan di masa mendatang ke India dan beberapa negara Arab, tergantung pada keputusan kebijakan AS. (RNS)

RNS

View Comments

Recent Posts

Almaz-Antey dan Belarus menandatangani kontrak pemeliharaan sistem pertahanan udara, termasuk S-400 dan Tor-M2

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…

5 hours ago

Inggris mengizinkan Turkiye untuk mengintegrasikan persenjataan buatan dalam negeri ke jet tempur Typhoon

AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…

6 hours ago

Jet tempur KF-21 Boramae akan dilengkapi sistem IFF buatan BAE Systems

AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…

9 hours ago

Spanyol produksi kendaraan tempur FEROX 6X6, berdasarkan lisensi dari EDGE Group Uni Emirat Arab

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…

11 hours ago

Perluas kemampuan serangan jarak jauhnya, militer Estonia akuisisi K239 Chunmoo MLRS dari Korea Selatan

AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…

11 hours ago

Jepang mengakuisisi pesawat latih T-6 Texan II dari Textron, pengiriman dimulai tahun 2029

AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…

11 hours ago