Missile

F-35B Korps Marinir AS terbang membawa rudal Meteor: Kolaborasi saling menguntungkan bagi AS dan Eropa

AIRSPACE REVIEW – Sebuah pesawat tempur siluman F-35B milik Korps Marinir AS (USMC) terbang di atas Pangkalan Udara Angkatan Laut Patuxent River di Maryland. Pesawat tersebut terbang membawa rudal udara ke udara jarak jauh buatan konsorsium Eropa, MBDA Meteor, di dalam rak persenjataan internalnya.

Saat terbang pada 28 Februari tersebut, F-35B tadi memperlihatkan satu rudal Meteor yang didampingkan dengan satu rudal jarak menengah AIM-120 AMRAAM buatan AS.

Penerbangan yang dilakukan oleh pilot dari Skadron Uji dan Evaluasi Udara Dua Tiga (VX-23) tersebut menandai pertama kalinya dalam sejarah di mana F-35B dilengkapi dengan rudal Meteor di ruang senjata internalnya.

Sedikitnya ada tiga hal yang dapat dicermati dari penggunaan rudal Meteor oleh jet tempur F-35.

Pertama, terjadi kolaborasi antara AS dan konsorsium Eropa guna saling meningkatkan penjualan produk masing-masing.

Dilengkapinya F-35 dengan rudal Meteor, meningkatkan kapabilitas jet tempur generasi kelima tersebut dengan rudal udara ke udara jarak jauh.

Dengan begitu, pasar penjualan F-35 akan semakin terdongkrak, khususnya karena pesawat ini mampu membawa rudal andalan untuk pertempuran jarak jauh atau di luar jarak pandang pilot.

Bagi Eropa, integrasi rudal Meteor ke pesawat F-35 secara otomatis akan meningkatkan penjualan rudal ini di mana para pengguna F-35 akan tertarik untuk membelinya.

Seperti diketahui, MBDA merupakan konsorsium perusahaan pertahanan Eropa yang terdiri dari Inggris, Prancis, Italia, Jerman, Spanyol, dan Swedia.

Ketiga, dengan integrasi rudal Meteor ke jet tempur F-35, secara otomatis akan meningkatkan interoperabilitas pesawat tempur AS dengan sistem persenjataan Eropa di lingkungan NATO.

Sejauh ini, rudal Meteor telah melengkapi sejumlah jet tempur generasi keempat Eropa seperti Eurofighter Typhoon, Rafale, dan Gripen.

Mengintegrasikan rudal ini ke dalam F-35B menjanjikan untuk membentuk kembali profil tempur jet tersebut, khususnya bagi USMC dan angkatan udara negara-negara sekutu NATO yang mengoperasikan F-35B.

Tidak seperti rudal bertenaga roket tradisional macam AIM-120 AMRAAM yang mengandalkan dorongan awal diikuti oleh luncuran inersia, rudal Meteor menggunakan mesin ramjet yang dapat diatur kecepatannya guna mempertahankan daya dorong selama penerbangannya. (RNS)

RNS

Recent Posts

Almaz-Antey dan Belarus menandatangani kontrak pemeliharaan sistem pertahanan udara, termasuk S-400 dan Tor-M2

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…

3 hours ago

Inggris mengizinkan Turkiye untuk mengintegrasikan persenjataan buatan dalam negeri ke jet tempur Typhoon

AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…

4 hours ago

Jet tempur KF-21 Boramae akan dilengkapi sistem IFF buatan BAE Systems

AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…

7 hours ago

Spanyol produksi kendaraan tempur FEROX 6X6, berdasarkan lisensi dari EDGE Group Uni Emirat Arab

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…

9 hours ago

Perluas kemampuan serangan jarak jauhnya, militer Estonia akuisisi K239 Chunmoo MLRS dari Korea Selatan

AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…

9 hours ago

Jepang mengakuisisi pesawat latih T-6 Texan II dari Textron, pengiriman dimulai tahun 2029

AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…

9 hours ago