Armed Forces

IDEX 2025: PTDI berkolaborasi dengan Milkor dari Afrika Selatan untuk pengembangan UAV kecil dan sedang di Indonesia

AIRSPACE REVIEW – PT Dirgantara Indonesia (PTDI) telah menyepakati Non-Disclosure Agreement (NDA) dengan perusahaan pertahanan Milkor dari Afrika Selatan di pameran IDEX 2025 yang sedang berlangsung di Abu Dhabi Uni Emirat Arab.

NDA adalah suatu kontrak dalam hubungan kerja profesional yang mengikat secara hukum dan bersifat konfidensial.

Bersama Milkor PTDI akan berkolaborasi dalam pengembangan UAV ringan dan sedang di Tanah Air.

Milkor akan mendukung PTDI dalam melakukan penyempurnaan kemampuan UAV buatan PTDI yaitu Wulung dan Elang Hitam yang digarap bersama BRIN.

Untuk diketahui, selain dengan PTDI, perusahaan Milkor UAE juga telah menandatangani kerjasama dengan perusahaan swasta Indonesia, Republikorp pada IDEX 2023, dua tahun lalu.

Perjanjian tersebut mencakup pendirian fasilitas manufaktur untuk UAV Milkor 380 dan transfer teknologi ke Indonesia.

Mengenai Milkor, adalah perusahaan pertahanan yang bermarkas di Centurion Afrika Selatan, berdiri sejak 1981. Selanjutnya pada 2020 berdiri Milkor UAE bermarkas di Abu Dhabi.

Produk UAV unggulan Milkor saat ini adalah Milkor 380, yakni drone intai serang jenis MALE (medium-altitude long-endurance).

Untuk spesifikasinya, Milkor 380 memiliki rentang sayap 18,6 m, yang dibekali mesin model pusher Rotax 915is dan ekor model V.

Milkor 380 memiliki berat lepas landas maksimum (MTOW) 1.300 kg dengan kapasitas muatan eksternal 210 kg, dan memiliki daya tahan maksimum 35 jam.

Drone dilengkapi dengan turet multispektral elektro-optik/inframerah (EO/IR) L3Harris Wescam MX-15.

Di tengah badannya dapat membawa pod Self Contained Aerial Reconnaissance (SCAR) dari Airborne Technologies.

Drone ini juga dapat dilengkapi dengan radar aperture sintetis (SAR) buatan Thales untuk aplikasi patroli maritim.

Sebagai drone serang, Milkor 380 dapat dipersenjatai dengan munisi berpemandu presisi (PGM) Al-Tariq-S MK 81 dan DS-16 Desert Sting, keduanya buatan EDGE Group UEA. (RBS)

Rangga Baswara Sawiyya

Born of an air force family in Abdulrachman Saleh AFB, Malang. Fascinated with weaponry, automotive and action figures since childhood. The first article about the plane was published in HAI teen magazine when was being high school student. Wrote several articles about weaponry for Pikiran Rakyat newspaper and became a freelancer for Angkasa and Commando magazines from 2008 to 2017. Then joined Airspace Review and being as contributor for Langit Biru magazine since 2017

Recent Posts

Almaz-Antey dan Belarus menandatangani kontrak pemeliharaan sistem pertahanan udara, termasuk S-400 dan Tor-M2

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…

48 minutes ago

Inggris mengizinkan Turkiye untuk mengintegrasikan persenjataan buatan dalam negeri ke jet tempur Typhoon

AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…

2 hours ago

Jet tempur KF-21 Boramae akan dilengkapi sistem IFF buatan BAE Systems

AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…

5 hours ago

Spanyol produksi kendaraan tempur FEROX 6X6, berdasarkan lisensi dari EDGE Group Uni Emirat Arab

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…

7 hours ago

Perluas kemampuan serangan jarak jauhnya, militer Estonia akuisisi K239 Chunmoo MLRS dari Korea Selatan

AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…

7 hours ago

Jepang mengakuisisi pesawat latih T-6 Texan II dari Textron, pengiriman dimulai tahun 2029

AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…

7 hours ago