Army

Angkatan Darat India akan mendapatkan 47 unit T-72 BLT yang mampu menampung beban hingga 70 ton, simak kemampuan lainnya

AIRSPACE REVIEW – Kementerian Pertahanan India telah menandatangani kontrak senilai 180 juta dolar AS dengan Heavy Vehicles Factory (HVF), sebuah divisi dari Armoured Vehicle Nigam Limited, untuk pengadaan 47 unit T-72 BLT (Bridge-Laying Tank) bagi Angkatan Darat India.

Kontrak tersebut ditandatangani di New Delhi pada 21 Januari 2025 di hadapan Menteri Pertahanan India Rajesh Kumar Singh.

Pengadaan tank T-72 BLT untuk meningkatkan kapasitas operasional pasukan mekanik Angkatan Darat India sehingga memungkinkan penyebaran jembatan secara cepat selama operasi ofensif dan defensif.

T-72 BLT adalah kendaraan rekayasa lapis baja (AEV) yang digunakan untuk memasang jembatan baja taktis.

Kendaraan dirancang untuk mendukung pergerakan unit lapis baja melewati rintangan seperti sungai dan parit, mengatasi tantangan mobilitas, dan memastikan fleksibilitas taktis.

Sistem ini mencakup jembatan tipe gunting yang dapat dipasang dalam dua konfigurasi.Pertama, dengan bentang 20 m dengan Klasifikasi Beban Militer (MLC) 60, yang dapat dilewati kendaraan hingga 60 ton.

Kedua, dengan bentang 22 m dengan MLC 70, yang dapat menahan kendaraan hingga 70 ton.

Sistem jembatan BLT T-72 terdiri dari mekanisme peluncuran, sistem hidrolik, sistem bantu, sistem kontrol elektronik, dan struktur jembatan itu sendiri.

Jembatan dapat dibentangkan dalam waktu sekitar tiga hingga lima menit menggunakan kontrol manual atau otomatis.

Sistem T-72 BLT ini dibangun menggunakan sasis tank T-72M1. Kendaraan memiliki bobot 49 ton, berdimensi panjang 11,36 m, lebar 4,0 m, dan tinggi 3,8 m.

Kendaraan ditenagai mesin diesel berdaya 780 ps yang menghasilkan kecepatan maksimumnya di jalan datar adalah 60 km/jam.

Kendaraan ini dapat melintasi tanjakan hingga 25 derajat, menyeberangi parit selebar 2,4 m, dan mengarungi perairan dangkal sedalam 1,8 m.

Untuk perlindungan diri, T-72 BLT dipersenjatai dengan senapan mesin 12,7 mm. Kendaraan juga dapat dipasangi sistem bajak KMT-6 untuk membersihkan ranjau darat. (RBS)

Rangga Baswara Sawiyya

Born of an air force family in Abdulrachman Saleh AFB, Malang. Fascinated with weaponry, automotive and action figures since childhood. The first article about the plane was published in HAI teen magazine when was being high school student. Wrote several articles about weaponry for Pikiran Rakyat newspaper and became a freelancer for Angkasa and Commando magazines from 2008 to 2017. Then joined Airspace Review and being as contributor for Langit Biru magazine since 2017

Recent Posts

Almaz-Antey dan Belarus menandatangani kontrak pemeliharaan sistem pertahanan udara, termasuk S-400 dan Tor-M2

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…

3 hours ago

Inggris mengizinkan Turkiye untuk mengintegrasikan persenjataan buatan dalam negeri ke jet tempur Typhoon

AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…

4 hours ago

Jet tempur KF-21 Boramae akan dilengkapi sistem IFF buatan BAE Systems

AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…

7 hours ago

Spanyol produksi kendaraan tempur FEROX 6X6, berdasarkan lisensi dari EDGE Group Uni Emirat Arab

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…

9 hours ago

Perluas kemampuan serangan jarak jauhnya, militer Estonia akuisisi K239 Chunmoo MLRS dari Korea Selatan

AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…

9 hours ago

Jepang mengakuisisi pesawat latih T-6 Texan II dari Textron, pengiriman dimulai tahun 2029

AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…

9 hours ago