Air Force

Produksi jet latih T-7 Red Hawk ditunda hingga tahun 2026: Ada penyesuaian rencana antara USAF dan Boeing

AIRSPACE REVIEW – Produksi jet latih T-7A Red Hawk untuk Angkatan Udara AS (USAF) ditunda hingga tahun 2026. Hal ini berlandaskan penyesuaian rencana baru antara USAF dengan Boeing selaku produsen pesawat tersebut.

Kontrak produksi T-7A akan diberikan kepada Boeing di tahun tersebut seiring diperluasnya pengujian pesawat dan reorganisasi besar strategi akuisisi program tersebut.

USAF awalnya akan memberikan kontrak kepada Boeing untuk membangun produksi pertama T-7A pada tahun fiskal 2025 dan akan membeli tujuh jet tahun ini.

“Namun berdasarkan rencana USAF dan Boeing yang direvisi, Angkatan Udara AS sekarang akan memberikan kontrak tersebut pada tahun 2026,” kata Kepala Akuisisi USAF Andrew Hunter dalam rilisnya.

Meski demikian ia menegaskan bahwa program akuisisi tidak boleh stagnan, bahkan jika harganya tetap. Itulah sebabnya, lanjut Hunter, pihaknya mengarahkan tim T-7A untuk menerapkan pembaruan guna mengurangi risiko dan meningkatkan kepercayaan pada desain pesawat.

USAF juga akan membeli empat pesawat uji T-7 tambahan menggunakan dana penelitian dan pengembangan tahun 2025. Pesawat ini akan dikirimkan tahun depan.

“Kami menghargai kemitraan dengan USAF dan berkomitmen untuk menyediakan sistem pelatihan teraman dan tercanggih di dunia bagi para pejuang kami,” ujar Steve Parker, Presiden Sementara dan Kepala Eksekutif Boeing Defense, Space and Security.

USAF akan mengakuisisi 350 jet T-7A Red Hawk dari Boeing. Pesawat ini akan menggantikan armada jet latih T-38 Talon yang sudah tua.

T-7A merupakan pesawat latih generasi kelima yang dirancang sedemikian rupa sehingga memudahkan pelatihan pilot baru untuk menerbangkan pesawat tempur, seperti F-35 maupun pesawat pengebom.

Sebelumnya pada bulan Februari 2024, Boeing mengatakan akan menunda pengiriman uji T-7 berikutnya selama beberapa bulan karena masalah kualitas pada beberapa bagian.

Perusahaan juga mengatakan masalah rantai pasokan memaksanya untuk menunda dimulainya produksi awal dengan biaya rendah yang direncanakan selama beberapa bulan. (RNS)

RNS

Recent Posts

Almaz-Antey dan Belarus menandatangani kontrak pemeliharaan sistem pertahanan udara, termasuk S-400 dan Tor-M2

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…

5 hours ago

Inggris mengizinkan Turkiye untuk mengintegrasikan persenjataan buatan dalam negeri ke jet tempur Typhoon

AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…

6 hours ago

Jet tempur KF-21 Boramae akan dilengkapi sistem IFF buatan BAE Systems

AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…

9 hours ago

Spanyol produksi kendaraan tempur FEROX 6X6, berdasarkan lisensi dari EDGE Group Uni Emirat Arab

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…

11 hours ago

Perluas kemampuan serangan jarak jauhnya, militer Estonia akuisisi K239 Chunmoo MLRS dari Korea Selatan

AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…

11 hours ago

Jepang mengakuisisi pesawat latih T-6 Texan II dari Textron, pengiriman dimulai tahun 2029

AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…

11 hours ago