Industry

PTDI dan Thales Belgium kembali berkolaborasi memproduksi roket 2,75 inci untuk kebutuhan dalam negeri dan kawasan regional

AIRSPACE REVIEW – Dalam rangka mengaktifkan kembali kolaborasi yang pernah terjalin, Thales Belgium (Thales Belgia) melakukan kunjungan ke Kawasan Produksi III PT Dirgantara Indonesia (PTDI) yang berada di Tasikmalaya, Rabu (15 /1).

Delegasi Thales Belgium dipimpin oleh Domain Director Thales Belgium, Thomas Colinet, diterima langsung oleh Direktur Niaga, Teknologi & Pengembangan PTDI Moh Arif Faisal dan jajaran Manajemen PTDI.

Dalam kunjungan ini, delegasi Thales Belgium melihat langsung fasilitas produksi Folding Fin Aerial Rocket (FFAR) dan Wrap Around Fin Aerial Rocket (WAFAR), dua produk roket andalan PTDI untuk memenuhi kebutuhan sistem senjata Tentara Nasional Indonesia (TNI).

PTDI memiliki sejarah panjang dalam pengembangan roket. Pada tahun 1985-1996, IPTN (sekarang PTDI) telah memperoleh lisensi resmi dari Forges de Zeebrugge S.A. (sekarang Thales Belgium) untuk memproduksi motor rocket kaliber 2,75 inci (70 mm).

Kerja sama ini dibangkitkan kembali melalui rencana penandatanganan Framework Agreement yang mencakup pemasaran bersama, penjualan dan produksi roket 2,75 inci. Untuk pasar domestik, PTDI menggunakan kode RD dan WD.

Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, terbuka juga peluang untuk pasar ekspor di kawasan regional.

PTDI sendiri telah berhasil mengintegrasikan roket 2,75 inci ke berbagai platform udara milik TNI AD, TNI AU dan TNI AL, baik helikopter maupun pesawat sayap tetap.

Beberapa platform yang telah teruji kompatibel dengan roket ini meliputi helikopter AS555 Fennec, NBO105, Bell 212, NBell 412, NAS332 Super Puma, serta pesawat tempur F-16 dan EMB-314 Super Tucano.

Selain itu, roket tersebut kini juga dapat diaplikasikan pada helikopter AH-64 Apache, Mi-35P dan S-70 Black Hawk.

Sejak tahun 1985, PTDI telah berhasil memproduksi dan mengirimkan lebih dari 43.000 unit roket FFAR dan WAFAR 2,75 inci dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai sekitar 20% hingga 40%. PTDI mampu memproduksinya sendiri hingga 10.000 unit/tahun.

Sedangkan untuk hulu ledaknya (warhead), PTDI telah berhasil memproduksi lebih dari 40.000 unit dengan TKDN 60% hingga 85%, yang kapasitas produksinya mampu mencapai 5.000 unit/tahun.

Dalam hal sertifikasi, pada tahun 2019 PTDI memperoleh Military Air Weapon Type Certificate (TC) dari Indonesian Military Airworthiness Authority (IMAA) untuk beberapa komponen strategis, seperti Smoke Warhead WD-703 dan Rocket Motor RD-7010.

Pada tahun 2021, PTDI kkembali memperoleh sertifikasi yang sama untuk Rocket Motor RD-702 Mod.4, dan Rocket Motor RD-701.

Sertifikasi ini menjadi bukti bahwa produk roket PTDI telah memenuhi standar keamanan dan kualitas, serta layak digunakan untuk mendukung TNI dalam menjaga kedaulatan negara. (RBS)

Rangga Baswara Sawiyya

Born of an air force family in Abdulrachman Saleh AFB, Malang. Fascinated with weaponry, automotive and action figures since childhood. The first article about the plane was published in HAI teen magazine when was being high school student. Wrote several articles about weaponry for Pikiran Rakyat newspaper and became a freelancer for Angkasa and Commando magazines from 2008 to 2017. Then joined Airspace Review and being as contributor for Langit Biru magazine since 2017

View Comments

  • Kolaborasi mengembangkan sistem pemandu glider yang lebih praktis dan murah sebelum mengembangkan sistem elektro optik menuju kemampuan membuat rudal jelajah

Recent Posts

Almaz-Antey dan Belarus menandatangani kontrak pemeliharaan sistem pertahanan udara, termasuk S-400 dan Tor-M2

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…

3 hours ago

Inggris mengizinkan Turkiye untuk mengintegrasikan persenjataan buatan dalam negeri ke jet tempur Typhoon

AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…

4 hours ago

Jet tempur KF-21 Boramae akan dilengkapi sistem IFF buatan BAE Systems

AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…

7 hours ago

Spanyol produksi kendaraan tempur FEROX 6X6, berdasarkan lisensi dari EDGE Group Uni Emirat Arab

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…

9 hours ago

Perluas kemampuan serangan jarak jauhnya, militer Estonia akuisisi K239 Chunmoo MLRS dari Korea Selatan

AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…

9 hours ago

Jepang mengakuisisi pesawat latih T-6 Texan II dari Textron, pengiriman dimulai tahun 2029

AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…

9 hours ago