Navy

Rusia akan melakukan uji laut pertama kapal penjelajah nuklir Admiral Nakhimov Rusia pada 2025

AIRSPACE REVIEW – Peluncuran kapal perang permukaan bertenaga nuklir Angkatan Laut Rusia, Admiral Nakhimov, untuk uji coba laut pertamanya akan dilaksanakan pada tahun 2025. Jadwal ini mundur dari rencana semula pada 2024 lalu.

Kapal perang besar proyek 11442M ini sebelumnya telah menjalani perbaikan besar dan modernisasi di galangan kapal Sevmash.

Berdasar jadwal semula, Admiral Nakhimov seharusnya dapat melaut pada musim gugur 2024, setelah perbaikan besarnya tersebut.

Sumber dari dalam perusahaan seperti dikutip media Rusia tidak menjelaskan perihal penyebab penundaan tersebut.

Sebelumnya, Wakil CEO United Shipbuilding Corporation (USC) Rusia, Vladimir Korolyov, mengatakan semua sistem usang pada kapal itu akan diganti dengan perlengkapan militer baru termasuk dengan senjata modern.

Untuk diketahui, kapal penjelajah Admiral Nakhimov mulai berdinas untuk Angkatan Laut Uni Soviet pada tahun 1988.

Pasca runtuhnya Uni Soviet pada Desember 1991, kapal perang ini menjadi milik Angkatan Laut Rusia.

Selanjutnya, sejak 1999 atau 25 tahun tahun lalu, Admiral Nakhimov mulai menjalani perbaikan dan modernisasi.

Kini, Admiral Nakhimov mampu membawa sepuluh sistem peluncuran universal untuk mengakomodir rudal jelajah Kalibr-NK atau Oniks.

Hebatnya lagi, kapal penjelajah nuklir kelas Kirov ini akan dipersenjatai juga dengan rudal hipersonik Tsirkon.

Untuk spesifikasinya, Admiral Nakhimov memiliki bobot perpindahan 24.300 ton standar atau 28.000 dengan beban penuh. Kapal berdimensi panjang 252 m, lebar 28,5 m, dan draft 9,1 m, serta dapat menampung 727 awak.

Sebagai tenaga penggeraknya adalah CONAS dua poros dengan dua reaktor nuklir KN-3 300 MW (2 x 70.000 hp) dan 4×3000 kW turbin uap bertekanan tinggi berbahan bakar minyak GTZA-653.

Kapal dapat melaju dengan kecepatan maksimumnya 32 knot (59 km/jam). Jangkauan operasi mencapai 1.000 mil laut (2.000 km) pada kecepatan 30 knot (56 km/jam) bila dengan tenaga penggerak gabungan. (RBS)

Rangga Baswara Sawiyya

Born of an air force family in Abdulrachman Saleh AFB, Malang. Fascinated with weaponry, automotive and action figures since childhood. The first article about the plane was published in HAI teen magazine when was being high school student. Wrote several articles about weaponry for Pikiran Rakyat newspaper and became a freelancer for Angkasa and Commando magazines from 2008 to 2017. Then joined Airspace Review and being as contributor for Langit Biru magazine since 2017

Recent Posts

Almaz-Antey dan Belarus menandatangani kontrak pemeliharaan sistem pertahanan udara, termasuk S-400 dan Tor-M2

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…

5 hours ago

Inggris mengizinkan Turkiye untuk mengintegrasikan persenjataan buatan dalam negeri ke jet tempur Typhoon

AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…

6 hours ago

Jet tempur KF-21 Boramae akan dilengkapi sistem IFF buatan BAE Systems

AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…

9 hours ago

Spanyol produksi kendaraan tempur FEROX 6X6, berdasarkan lisensi dari EDGE Group Uni Emirat Arab

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…

11 hours ago

Perluas kemampuan serangan jarak jauhnya, militer Estonia akuisisi K239 Chunmoo MLRS dari Korea Selatan

AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…

11 hours ago

Jepang mengakuisisi pesawat latih T-6 Texan II dari Textron, pengiriman dimulai tahun 2029

AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…

12 hours ago