Industry

Rusia kembangkan balon Stratosfer untuk misi pengintaian, lebih efisien dibandingkan satelit mata-mata

AIRSPACE REVIEW – Rusia tengah mengembangkan balon mata-mata ketinggian tinggi dan berdurasi pakai panjang untuk kebutuhan militernya.

Balon Stratosfer tersebut dirancang oleh Dolgoprudny Design Bureau of Automation (DKBA), bagian dari Grup Pertahanan Negara Rusia Rostec, bermitra dengan Universitas Teknik Negeri Bauman Moskow.

Kolaborasi yang diumumkan pada 2 Desember 2024 tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan Rusia dalam teknologi pengawasan dari udara. Balon akan digunakan untuk misi pengintaian militer, komunikasi, dan pengawasan.

Balon Stratosfer akan dilengkapi dengan sistem penyeimbang pneumatik otomatis yang mengatur tekanan di dalam balon, mempertahankan bentuk dan ketinggiannya sebagai respons terhadap perubahan suhu, tekanan, dan ketinggian eksternal.

Teknologi ini memastikan stabilitas penerbangan jangka panjang, fitur penting untuk misi pengintaian dan pengawasan berkelanjutan.

Rostek mengatakan, tujuan utama proyek ini adalah untuk mengembangkan balon tertambat (diam ditempat) dengan kapasitas volume hingga 5.000 meter kubik.

Platform ini akan dilengkapi dengan sistem catu daya dan derek untuk penyebaran atau pergeserannya dan pengoperasian yang aman dan efisien di ketinggian tinggi.

Sistem balon baru ini menawarkan keuntungan substansial dibandingkan satelit atau platform udara tradisional. Biaya produksi dan operasionalnya yang rendah menjadikannya solusi yang hemat biaya.

Selain itu, balon-balon ini dapat beroperasi secara stabil di berbagai ketinggian, memungkinkan tugas-tugas militer penting seperti pemantauan perbatasan, melacak pergerakan musuh, dan menyediakan relai komunikasi di daerah-daerah terpencil.

Kapasitasnya untuk mempertahankan posisi tetap di ketinggian tinggi dalam waktu yang lama meningkatkan kegunaannya untuk pengawasan terus-menerus.

Tidak seperti satelit, yang terikat oleh jalur orbit, balon ini dapat dikerahkan sesuai permintaan dan ditempatkan di atas area target untuk durasi yang lama, mulai dari beberapa jam hingga beberapa hari. (RBS)

Rangga Baswara Sawiyya

Born of an air force family in Abdulrachman Saleh AFB, Malang. Fascinated with weaponry, automotive and action figures since childhood. The first article about the plane was published in HAI teen magazine when was being high school student. Wrote several articles about weaponry for Pikiran Rakyat newspaper and became a freelancer for Angkasa and Commando magazines from 2008 to 2017. Then joined Airspace Review and being as contributor for Langit Biru magazine since 2017

Recent Posts

Almaz-Antey dan Belarus menandatangani kontrak pemeliharaan sistem pertahanan udara, termasuk S-400 dan Tor-M2

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…

2 hours ago

Inggris mengizinkan Turkiye untuk mengintegrasikan persenjataan buatan dalam negeri ke jet tempur Typhoon

AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…

3 hours ago

Jet tempur KF-21 Boramae akan dilengkapi sistem IFF buatan BAE Systems

AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…

6 hours ago

Spanyol produksi kendaraan tempur FEROX 6X6, berdasarkan lisensi dari EDGE Group Uni Emirat Arab

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…

8 hours ago

Perluas kemampuan serangan jarak jauhnya, militer Estonia akuisisi K239 Chunmoo MLRS dari Korea Selatan

AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…

8 hours ago

Jepang mengakuisisi pesawat latih T-6 Texan II dari Textron, pengiriman dimulai tahun 2029

AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…

8 hours ago