News

India dan Rusia kembangkan bersama sistem pertahanan udara baru berbasis Pantsir-S1

AIRSPACE REVIEW – India dan Rusia bersepakat untuk mengembangkan bersama sistem pertahanan udara baru menggunakan platform Pantsir-S1 guna memenuhi kebutuhan Angkatan Darat India.

Nota Kesepahaman (MoU) telah ditandatangani pada 8 November 2024 di Goa oleh Bharat Dynamics Limited (BDL) India dengan Rosoboronexport (ROE) Rusia.

Kolaborasi dengan Rosoboronexport dalam pengembangan Pantsir-S1 ini mendukung inisiatif “Make in India” dengan memanfaatkan keahlian manufaktur BDL dan teknologi Rusia untuk memungkinkan produksi lokal.

Sistem Pantsir-S1 asli yang dikembangkan oleh Biro Desain KBP di Tula, Rusia merupakan sistem pertahanan udara bergerak serbaguna.

Sistem ini menggabungkan rudal dan kanon otomatis untuk menjaga instalasi militer dan infrastruktur penting terhadap ancaman udara.

Dilengkapi dengan dua belas rudal permukaan ke udara jarak dekat 57E6 dan dua kanon otomatis 30 mm, sistem ini dapat menyerang beberapa target dalam jarak 20 km untuk rudal dan hingga 4 km menggunakan kanon. Untuk jangkauan ketinggian maksimum, keduanya mencapai hingga 15 km.

Pantsir-S1 sangat efektif terhadap ancaman udara ketinggian rendah hingga menengah, termasuk rudal jelajah subsonik dan amunisi berpemandu presisi, helikopter serta drone.

Sistem Pantsir-S1 dipasang pada truk 8X8 (Ural atau Kamaz untuk tentara Rusia). Sementara untuk sistem India dapat menggunakan kendaraan buatan lokal.

Untuk kontrol tembakan, mengintegrasikan radar multi-band dan pencitraan inframerah guna memastikan penargetan presisi dan ketahanan terhadap tindakan balasan elektronik.

Sistem baru yang akan dibuat ini dirancang dapat beroperasi mandiri atau terintegrasi dengan sistem pertahanan udara lainnya. Pantsir-S1 memberikan jangkauan luas terhadap serangan udara berskala besar.

Sistem ini dapat menetralkan ancaman udara yang bergerak dengan kecepatan hingga 1.000 m/detik dan berfungsi secara efektif bahkan dalam kondisi peperangan elektronik. (RBS)

Rangga Baswara Sawiyya

Born of an air force family in Abdulrachman Saleh AFB, Malang. Fascinated with weaponry, automotive and action figures since childhood. The first article about the plane was published in HAI teen magazine when was being high school student. Wrote several articles about weaponry for Pikiran Rakyat newspaper and became a freelancer for Angkasa and Commando magazines from 2008 to 2017. Then joined Airspace Review and being as contributor for Langit Biru magazine since 2017

Recent Posts

Almaz-Antey dan Belarus menandatangani kontrak pemeliharaan sistem pertahanan udara, termasuk S-400 dan Tor-M2

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…

3 hours ago

Inggris mengizinkan Turkiye untuk mengintegrasikan persenjataan buatan dalam negeri ke jet tempur Typhoon

AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…

4 hours ago

Jet tempur KF-21 Boramae akan dilengkapi sistem IFF buatan BAE Systems

AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…

7 hours ago

Spanyol produksi kendaraan tempur FEROX 6X6, berdasarkan lisensi dari EDGE Group Uni Emirat Arab

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…

9 hours ago

Perluas kemampuan serangan jarak jauhnya, militer Estonia akuisisi K239 Chunmoo MLRS dari Korea Selatan

AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…

9 hours ago

Jepang mengakuisisi pesawat latih T-6 Texan II dari Textron, pengiriman dimulai tahun 2029

AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…

9 hours ago