AIRSPACE REVIEW – Kementerian Pertahanan Rusia sedang mempertimbangkan berbagai opsi untuk membalas serangan dengan senjata jarak jauh ke wilayah Rusia.
Hal itu dikatakan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam sebuah wawancara dengan jurnalis VGTRK Pavel Zarubin baru-baru ini.
Secara teknis, kata Putin, serangan semacam itu hanya dapat dilakukan secara langsung oleh militer negara-negara NATO, bukan oleh Ukraina.
“Kami harus menanggapinya dengan saksama. Bagaimana menanggapinya, kapan, di mana khususnya masih terlalu dini untuk dikatakan sejauh ini,” ujar Putin seperti diberitakan TASS.
“Tentu saja, badan militer kami sedang mempertimbangkannya dan akan menawarkan berbagai opsi tanggapan,” tambahnya.
Sebelumnya, orang nomor satu di Rusia itu menekankan bahwa serangan menggunakan senjata jarak jauh berarti adanya keterlibatan langsung Barat. Hal ini dapat menimbulkan konflik dan konfrontasi langsung antara Moskow dan aliansi NATO.
Seperti diketahui, Ukraina dilaporkan telah dan akan mendapat pasokan lagi senjata-senjata jarak jauh dari mitra Barat. Senjata tersebut berpeluang digunakan Ukraina untuk melakukan serangan terhadap wilayah Rusia. (RNS)
AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…
AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…
AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…
AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…
AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…
AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…