Armed Forces

Malaysia dikabarkan memilih howitzer swagerak EVA M2 dari Slowakia untuk memperkuat angkatan daratannya

AIRSPACE REVIEW – Malaysia dilaporkan telah memilih howitzer swagerak (SPH) EVA M2 155 buatan Konštrukta Defence dari Slowakia dan menjadikannya sebagai pelanggan asing pertama sistem artileri medan bergerak ini.

Informasi tersebut diungkapkan oleh Global Defense Corp pada 17 Oktober 2924. Namun tak diungkapkan berapa unit sistem ini yang akan dibeli dari Slowakia.

Sebelumnya, pada 22 Agustus, Konštrukta Defence mengumumkan keberhasilan uji tembak pertama dari sistem EVA M2 155.

Selain uji tembak, EVA M2 juga berhasil menyelesaikan uji kinerjanya seperti penyeberangan parit dan pendakian yang menunjukkan kemampuannya di berbagai medan.

Sistem EVA M2 ini merupakan versi lanjutan dari howitzer gerak sendiri EVA 155 mm generasi sebelumnya.

Sebagai platformnya menggunakan sasis yang dapat dikonfigurasi sebagai 6X6 atau 8X8, berdasarkan truk TATRA buatan Ceko.

Untuk spesifikasinya, EVA M2 berukuran panjang 11,5 m, lebar 2,55 m, dan tinggi 3,28 m, serta memiliki berat tempur kisaran 25 ton.

EVA M2 memiliki mobilitas yang tinggi, dapat mencapai kecepatan 90 km/jam di jalan raya dan 30 km/jam di medan off road.

Versi modernisasi ini memiliki fitur persiapan cepat dan akurasi tembakan yang tinggi, serta kapasitas untuk tembakan multipel dengan dampak simultan (MRSI).

EVA M2 telah dibekali mekanisme pengisian amunisi otomatis yang disandingkan dengan perangkat lunak sistem kendali tembakan (FCS).

Sistem ini dapat menembakkan lima peluru pada menit pertama dan sembilan peluru dalam dua menit kemudian, semuanya dikendalikan oleh komandan dari dalam kabin.

Howitzernya memiliki jangkauan tembak maksimum 41 km dengan peluru ERFB-BB dan lebih dari 50 km dengan amunisi VLAP.

Awaknya berada di kabin berlapis baja yang menawarkan perlindungan terhadap ancaman Nubika (nuklir, biologi, dan kimia), tembakan senjata ringan, dan pecahan amunisi artileri. (RBS)

Rangga Baswara Sawiyya

Born of an air force family in Abdulrachman Saleh AFB, Malang. Fascinated with weaponry, automotive and action figures since childhood. The first article about the plane was published in HAI teen magazine when was being high school student. Wrote several articles about weaponry for Pikiran Rakyat newspaper and became a freelancer for Angkasa and Commando magazines from 2008 to 2017. Then joined Airspace Review and being as contributor for Langit Biru magazine since 2017

Recent Posts

Inggris mengizinkan Turkiye untuk mengintegrasikan persenjataan buatan dalam negeri ke jet tempur Typhoon

AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…

8 minutes ago

Jet tempur KF-21 Boramae akan dilengkapi sistem IFF buatan BAE Systems

AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…

3 hours ago

Spanyol produksi kendaraan tempur FEROX 6X6, berdasarkan lisensi dari EDGE Group Uni Emirat Arab

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…

5 hours ago

Perluas kemampuan serangan jarak jauhnya, militer Estonia akuisisi K239 Chunmoo MLRS dari Korea Selatan

AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…

5 hours ago

Jepang mengakuisisi pesawat latih T-6 Texan II dari Textron, pengiriman dimulai tahun 2029

AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…

5 hours ago

Drone hutan: Perang senyap di bawah kanopi pepohonan

Ukraina meluncurkan konsep drone penyergapan yang beroperasi semi-otonom dan mampu bertahan berhari-hari di pepohonan untuk…

10 hours ago