Drone

Intip drone Palapa S-1 UGM yang dipesan oleh Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan

AIRSPACE REVIEW – Pesawat nirawak Palapa S-1 karya dosen Fakultas Teknik (FT) Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, telah diresmikan pada Selasa 3 September.

Drone ini dapat digunakan untuk pengawasan dan untuk pemetaan. Selain itu juga bisa digunakan untuk keperluan lain seperti untuk patroli, untuk pengenalan, dan lainnya.

Hal ini diungkapkan oleh ketua periset, Prof Gesang Nugroho, di gedung Engineering Research and Innovation Center (ERIC) FT UGM saat peluncuran.

Meski baru digunakan untuk mapping kawasan, Palapa S-1 ke depannya bisa dikembangkan juga untuk kebutuhan militer.

Menariknya, dalam masa pengembangannya, Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto sempat meninjau dan menyatakan ketertarikannya, seperti diberitakan Detik (4/9).

Untuk spesifikasinya, drone Palapa S-1 memiliki bentang sayap 3 m, dengan panjang badan pesawat 2 m.

Drone terbang dan mendarat secara vertikal berkat empat rotornya, dan terbang menjelajah dengan sebuah mesin model pusher.

Palapa S-1 disebut bisa mengudara selama 6 jam dengan jarak tempuh mencapai 500 km.

Saat ini Prof Gesang Nugroho dan timnya dapat memproduksi 7-10 unit Palapa S-1 selama kurun waktu 3 bulan.

Diungkapkan, drone ini telah dipesan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk pemetaan titik api di lahan gambut.

Palapa S-1 akan dimanfaatkan untuk deteksi dini kebakaran hutan.

Cara kerjanya dengan memperoleh informasi titik panas dari satelit, kemudian sebelum dilakukan pemadaman maka harus divalidasi dulu bahwa itu betul-betul api menggunakan drone ini.

Setelah valid hotspot itu adalah api, kemudian tim pemadam menuju ke hotspot tersebut. (RBS)

Rangga Baswara Sawiyya

Born of an air force family in Abdulrachman Saleh AFB, Malang. Fascinated with weaponry, automotive and action figures since childhood. The first article about the plane was published in HAI teen magazine when was being high school student. Wrote several articles about weaponry for Pikiran Rakyat newspaper and became a freelancer for Angkasa and Commando magazines from 2008 to 2017. Then joined Airspace Review and being as contributor for Langit Biru magazine since 2017

Recent Posts

Almaz-Antey dan Belarus menandatangani kontrak pemeliharaan sistem pertahanan udara, termasuk S-400 dan Tor-M2

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…

3 hours ago

Inggris mengizinkan Turkiye untuk mengintegrasikan persenjataan buatan dalam negeri ke jet tempur Typhoon

AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…

4 hours ago

Jet tempur KF-21 Boramae akan dilengkapi sistem IFF buatan BAE Systems

AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…

6 hours ago

Spanyol produksi kendaraan tempur FEROX 6X6, berdasarkan lisensi dari EDGE Group Uni Emirat Arab

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…

9 hours ago

Perluas kemampuan serangan jarak jauhnya, militer Estonia akuisisi K239 Chunmoo MLRS dari Korea Selatan

AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…

9 hours ago

Jepang mengakuisisi pesawat latih T-6 Texan II dari Textron, pengiriman dimulai tahun 2029

AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…

9 hours ago