Missile

Perusahaan rintisan baru Ares Industries meluncurkan proyek rudal jelajah antikapal mini berharga murah

AIRSPACE REVIEW – Ares Industries, perusahaan rintisan pertahanan baru dari AS, mengumumkan bahwa mereka telah memulai uji terbang konsep rudal jelajah antikapal yang ringkas dan relatif murah.

Prakarsa ini muncul saat militer AS semakin bersiap menghadapi konflik berintensitas tinggi, khususnya dengan China di Pasifik, juga di Timur Tengah dengan Iran yang dapat memerlukan pengeluaran amunisi dalam jumlah besar.

Ada juga konsensus yang berkembang dalam angkatan bersenjata AS bahwa kontraktor pertahanan tradisional besar mungkin tidak dapat memenuhi tuntutan ini sendirian.

Ares dalam rilisnya menyatakan akan menyediakan kemampuan yang diinginkan Departemen Pertahanan AS dalam bentuk 10 kali lebih kecil dan 10 kali lebih murah dibandingkan rudal konvensional.

Rudal tersebut akan kompatibel dengan platform peluncuran yang ada, membawa muatan lebih kecil pada kecepatan subsonik tinggi, dan mampu menghancurkan kapal yang jaraknya ratusan mil jauhnya.

Pada tahap awal, Ares berfokus pada varian yang diluncurkan dari darat dan kapal, dengan rencana untuk mengembangkan versi diluncurkan dari udara kemudian, serta versi dengan jangkauan lebih jauh dan muatan berbeda.

Ares menambahkan bahwa perusahaan telah membangun beberapa prototipe dan melakukan uji terbang di Gurun Mojave, hanya 11 minggu setelah pembuatannya.

Meskipun Ares belum merilis rincian spesifik, perusahaan tersebut menargetkan biaya per unit sebesar 300.000 dolar AS untuk pertama rudalnya.

Ini jauh lebih murah bila dibandingkan dengan rudal jelajah antikapal saat ini, yang harganya sekitar 3 juta dolar per unit, seperti Rudal Antikapal Jarak Jauh (LRASM) AGM-158C buatan Lockheed Martin.

Rudal jelajah antikapal yang ada saat ini berukuran besar dan mahal, dirancang untuk menghancurkan kapal-kapal berdimensi besar.

Rudal yang lebih kecil akan cukup efektif untuk menghancurkan kapal rudal cepat, korvet atau bahkan kapal tak berawak kecil.

Ares menilai tidak praktis, bila menggunakan rudal senilai 3 juta dolar AS untuk melawan kawanan kapal permukaan nirawak kecil yang masing-masing berharga 200.000 dolar AS.

Ares bermaksud untuk mengirimkan sistem rudal operasional pertamanya kepada pelanggan pada pertengahan tahun 2025 nanti, tetapi belum memberikan rincian lebih lanjut mengenai jadwal ini. (RBS)

Rangga Baswara Sawiyya

Born of an air force family in Abdulrachman Saleh AFB, Malang. Fascinated with weaponry, automotive and action figures since childhood. The first article about the plane was published in HAI teen magazine when was being high school student. Wrote several articles about weaponry for Pikiran Rakyat newspaper and became a freelancer for Angkasa and Commando magazines from 2008 to 2017. Then joined Airspace Review and being as contributor for Langit Biru magazine since 2017

Recent Posts

Almaz-Antey dan Belarus menandatangani kontrak pemeliharaan sistem pertahanan udara, termasuk S-400 dan Tor-M2

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…

5 hours ago

Inggris mengizinkan Turkiye untuk mengintegrasikan persenjataan buatan dalam negeri ke jet tempur Typhoon

AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…

6 hours ago

Jet tempur KF-21 Boramae akan dilengkapi sistem IFF buatan BAE Systems

AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…

9 hours ago

Spanyol produksi kendaraan tempur FEROX 6X6, berdasarkan lisensi dari EDGE Group Uni Emirat Arab

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…

11 hours ago

Perluas kemampuan serangan jarak jauhnya, militer Estonia akuisisi K239 Chunmoo MLRS dari Korea Selatan

AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…

11 hours ago

Jepang mengakuisisi pesawat latih T-6 Texan II dari Textron, pengiriman dimulai tahun 2029

AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…

11 hours ago