Drone

Angkatan Udara Australia mulai melatih pilot pertama untuk mengoperasikan drone Loyal Wingman MQ-28A Ghost Bat

AIRSPACE REVIEW – Angkatan Udara Kerajaan Australia (RAAF) mulai melatih pilot pertamanya untuk mengoperasikan Pesawat Tempur Kolaboratif (CCA) Boeing MQ-28A Ghost Bat.

Wing Commander (Letkol) Phil Parsons, seorang perwira senior RAAF, menjadi pilot non-Boeing pertama yang berpartisipasi dalam program uji terbang MQ-28A tersebut.

Parsons, yang menyelesaikan pelatihannya pada 13 Juni 2024, telah ditunjuk untuk mengawasi peluncuran dan pemulihan MQ-28A dan memantau pesawat saat terbang.

Selain itu, juga mengendalikan pesawat selama lepas landas dan mendarat.

Dilansir oleh Army Recognition (21/8), Parsons sebelumnya memimpin Gugus Tugas Heron, sebuah kontingen Angkatan Pertahanan Australia (ADF).

Pada tahun 2014, Parsons menerima penghargaan karena berhasil menorehkan 25.000 jam terbang dengan drone di Afghanistan.

Ghost Bat akan dikerahkan bersama pesawat berawak, seperti pesawat E-7A, F-35A, atau F/A-18F, dengan awak yang menugaskannya untuk melakukan misi seperti intelijen, pengawasan, dan pengintaian.

Integrasi ke dalam formasi udara pesawat berawak ini mewujudkan konsep Loyal Wingman dari MQ-28A.

Pesawat nirawak otonom ini menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk melaksanakan tugas-tugas rumit seperti pengintaian, peperangan elektronik, atau bahkan serangan udara, sambil tetap berada di bawah pengawasan pesawat (berawak) utama.

Peran mereka adalah untuk membebaskan pilot manusia dari tugas-tugas yang berbahaya, meningkatkan kemampuan tempur formasi, dan berpotensi berfungsi sebagai perisai atau umpan untuk melindungi pesawat berawak.

Konsep ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk mengintegrasikan teknologi otonom canggih ke dalam angkatan udara modern, meningkatkan efisiensi operasional sekaligus mengurangi risiko bagi pilot manusia.

MQ-28A ini dikembangkan oleh Boeing Australia bekerja sama dengan Angkatan Udara Kerajaan Australia yang proyeknya diumumkan pada tahun 2019.

Ghost Bat melakukan uji terbang pertamanya pada bulan Februari 2021. Pesawat diproduksi dari fasilitas Boeing Fishermans Bend di Victoria, Australia. (RBS)

Rangga Baswara Sawiyya

Born of an air force family in Abdulrachman Saleh AFB, Malang. Fascinated with weaponry, automotive and action figures since childhood. The first article about the plane was published in HAI teen magazine when was being high school student. Wrote several articles about weaponry for Pikiran Rakyat newspaper and became a freelancer for Angkasa and Commando magazines from 2008 to 2017. Then joined Airspace Review and being as contributor for Langit Biru magazine since 2017

Recent Posts

Almaz-Antey dan Belarus menandatangani kontrak pemeliharaan sistem pertahanan udara, termasuk S-400 dan Tor-M2

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…

3 hours ago

Inggris mengizinkan Turkiye untuk mengintegrasikan persenjataan buatan dalam negeri ke jet tempur Typhoon

AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…

4 hours ago

Jet tempur KF-21 Boramae akan dilengkapi sistem IFF buatan BAE Systems

AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…

6 hours ago

Spanyol produksi kendaraan tempur FEROX 6X6, berdasarkan lisensi dari EDGE Group Uni Emirat Arab

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…

9 hours ago

Perluas kemampuan serangan jarak jauhnya, militer Estonia akuisisi K239 Chunmoo MLRS dari Korea Selatan

AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…

9 hours ago

Jepang mengakuisisi pesawat latih T-6 Texan II dari Textron, pengiriman dimulai tahun 2029

AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…

9 hours ago