Air Force

Pertama kalinya, AS dan Kanada melakukan intersepsi bersama terhadap pengebom strategis Tu-95MS Rusia dan H-6K China di atas Alaska

AIRSPACE REVIEW – Komando Pertahanan Dirgantara Amerika Utara (NORAD) AS mengumumkan pada 25 Juli, bahwa F-16 dan F-35 Amerika Serikat bersama dengan jet tempur CF-18 Kanada mencegat dua pesawat pengebom strategis Tu-95MS Rusia dan dua H-6K China di lepas pantai Alaska.

Peristiwa ini menandai pertama kalinya pesawat militer dari kedua negara tersebut secara bersamaan memasuki Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) Alaska.

Pernyataan NORAD menegaskan bahwa pesawat Rusia dan China tersebut tetap berada di wilayah udara internasional dan tidak memasuki wilayah udara kedaulatan Amerika Serikat atau Kanada.

Meskipun demikian, kehadiran terkoordinasi dari para pembom ini di dekat wilayah Amerika Serikat menunjukkan kerja sama militer yang berkembang antara Rusia dan China.

NORAD akan terus memantau kegiatan tersebut dan menanggapi seperlunya untuk memastikan pertahanan Amerika Utara.

Menurut TASS, pesawat dari Angkatan Dirgantara Rusia (VKS) dan Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLAAF) melakukan patroli udara gabungan, dikawal oleh pesawat tempur Rusia Su-30SM dan Su-35S.

Kelompok udara, yang terdiri dari pembawa rudal strategis Tu-95MS dari VKS dan pembom strategis H-6K dari PLAAF, berpatroli di atas Laut Chukchi dan Laut Bering dan bagian utara Samudra Pasifik. Durasi penerbangan gabungan ini lebih dari lima jam.

Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa pesawat Rusia dan China mematuhi hukum internasional secara ketat, tidak melanggar wilayah udara negara mana pun selama patroli mereka, dan disertai oleh pesawat tempur asing di berbagai titik sepanjang rute mereka.

Setelah menyelesaikan patroli, semua pesawat yang terlibat dengan selamat kembali ke pangkalan udara masing-masing.

Departemen militer Rusia mencatat bahwa patroli gabungan ini merupakan bagian dari rencana kerja sama militer 2024 dan tidak ditujukan terhadap negara ketiga. -RBS-

Rangga Baswara Sawiyya

Born of an air force family in Abdulrachman Saleh AFB, Malang. Fascinated with weaponry, automotive and action figures since childhood. The first article about the plane was published in HAI teen magazine when was being high school student. Wrote several articles about weaponry for Pikiran Rakyat newspaper and became a freelancer for Angkasa and Commando magazines from 2008 to 2017. Then joined Airspace Review and being as contributor for Langit Biru magazine since 2017

Recent Posts

Almaz-Antey dan Belarus menandatangani kontrak pemeliharaan sistem pertahanan udara, termasuk S-400 dan Tor-M2

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…

1 hour ago

Inggris mengizinkan Turkiye untuk mengintegrasikan persenjataan buatan dalam negeri ke jet tempur Typhoon

AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…

2 hours ago

Jet tempur KF-21 Boramae akan dilengkapi sistem IFF buatan BAE Systems

AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…

5 hours ago

Spanyol produksi kendaraan tempur FEROX 6X6, berdasarkan lisensi dari EDGE Group Uni Emirat Arab

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…

7 hours ago

Perluas kemampuan serangan jarak jauhnya, militer Estonia akuisisi K239 Chunmoo MLRS dari Korea Selatan

AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…

7 hours ago

Jepang mengakuisisi pesawat latih T-6 Texan II dari Textron, pengiriman dimulai tahun 2029

AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…

7 hours ago