Bukan F-22, Parlemen AS lebih memilih A-10 yang dipensiunkan dan mendukung pembelian F-15EX lebih banyak untuk USAF

F-22 and A-10USAF

AIRSPACE REVIEW – Sejumlah anggota parlemen di Dewan Perwakilan Rakyat AS menyatakan lebih setujua Angkatan Udara AS (USAF) untuk memensiunkan jet serang A-10 Thunderbolt II (Warthog) daripada menghentikan opererasional jet tempur siluman F-22 Raptor yang berumur tua.

Parlemen juga menyuarakan akan mendukung pembelian jet tempur F-15EX lebih banyak dari yang telah direncanakan.

Usulan Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional (NDAA) Tahun Anggaran 2025 yang tengah digodok oleh Komite Angkatan Bersenjata DPR akan memungkinkan USAF untuk mengurangi 56 jet serang A-10 Warthog.

USAF sebelumnya mengajukan usulan akan memensiunkan kurang lebih 250 pesawat pada Tahun Anggaran 25 sebagai langkah untuk menghemat lebih dari 2 miliar USD.

Pengurangan armada pesawat tersebut termasuk 32 jet F-22 Block 20, yang menurut USAF akan memakan biaya terlalu besar bila terus dipertahankan.

USAF juga berencana untuk berhenti membeli F-15EX buatan Boeing setelah tahun fiskal 25, sehingga membatasi seluruh program Eagle II menjadi 98 unit. Jumlah ini artinya lebih sedikit enam unit dari total 104 unit yang direncanakan.

Namun NDAA yang dibahas komite, akan membatalkan kedua keputusan tersebut.

NDAA Tahun Anggaran 23 akan menolak usulan USAF untuk mempensiunkan F-22 Blok 20 hingga tahun 2027. Seorang pejabat kongres mengatakan pada hari Selasa bahwa rancangan undang-undang terbaru akan mempertahankan ketentuan yang berlaku, sehingga membatalkan pengurangan jumlah F-22, seperti diwartakan Defense News.

Seorang staf Kongres AS mencatat bahwa anggota parlemen menilai F-22 – meskipun biayanya terkait dengan persiapan tempur tinggi – masih relevan untuk pertempuran di masa depan.

“Mereka masih merupakan jet superioritas udara terbaik yang kita miliki di dunia saat ini,” kata pejabat tersebut.

NDAA juga akan menghentikan sementara rencana Angkatan Udara AS untuk mempensiunkan 26 unit F-15E Strike Eagle yang mesinnya kurang efektif. Jet-jet tersebut baru dapat dipensiunkan enam bulan setelah Pentagon menyajikan penelitian yang menunjukkan berapa banyak pesawat tempur yang dibutuhkan USAF untuk memenuhi persyaratan pertempuran. Pejabat itu mengatakan F-15E akan diperlukan jika perang melawan Tiongkok terjadi pada akhir dekade ini.

Penghentian pesawat lain yang diminta oleh USAF mencakup 65 F-15C dan F-15D Eagle dan 11 F-16 Fighting Falcon, akan disetujui di NDAA, kata pejabat itu.

USAF berpendapat pesawat serang A-10 akan terlalu rentan dalam pertarungan melawan musuh tingkat lanjut dan ingin mempensiunkan seluruh armadanya pada tahun 2029.

NDAA juga akan menambahkan kembali anggaran sebesar 271 juta USD untuk membeli 24 jet F-15EX tambahan pada tahun 2026 dan menjaga lini produksi Boeing untuk jet generasi keempat yang ditingkatkan tetap aktif. (RNS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *