AIRSPACE REVIEW – Perusahaan kedirgantaraan asal Belanda, Fokker Next Gen, mengumumkan telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan airBaltic.
Dalam perjanjian yang ditandatangani 13 Mei tersebut, kedua perusahaan akan bekerja sama dalam mengembangkan pesawat berbadan sempit berbahan bakar hidrogen.
Fokker Next Gen akan bertugas sebagai pengembang pesawat regional, sementara airBaltic akan menggunakan perjanjian tersebut untuk menyelidiki bagaimana pesawat tersebut dapat bekerja di jaringannya.
Fokker Next Gen merupakan penerus Rekkof Restart (dari Fokker dieja terbalik) yang dimiliki oleh Panta Holdings.
Sebelumnya, perusahaan telah berupaya menghidupkan kembali jalur jet Fokker 100. Namun kini berupaya merancang pesawat berbadan sempit berkapasitas 120-150 kursi baru berbahan bakar hidrogen cair yang mampu terbang hingga jarak 2.500 km.
Selain hidrogen, pesawat baru ini juga akan dilengkapi sistem tangki bahan bakar ganda sehingga dapat terbang dengan bahan bakar penerbangan berkelanjutan atau minyak tanah ketika hidrogen cair tidak tersedia.
Pabrikan saat ini sibuk merancang pesawat barunya, bekerja sama dengan penyedia mesin pesawat, Rolls-Royce di bawah program EU Clean Aviation.
Pada tahun 2030, Fokker Next Gen bertujuan untuk menyelesaikan desain pesawat barunya tersebut dan memulai produksi komponen pertama.
Dua tahun kemudian, perakitan prototipe dimulai dan penerbangan pertama pesawat dilaksanakan tahun 2033. Dengan target penyerahan ke pelanggan pertama pada 2035.
Fokker Next Gen telah menyiapkan lokasi manufaktur barunya, yang berlokasi di Groningen, Belanda, dan Liepaja, Latvia. -RBS-
Saingan R80 habislah peluang indonesia…. Pt DI juga gak bisa diharapkan… Pesawat kecil udah bangga