Air Force

Alami cedera, Pilot Instruktur T-6 Texan II meninggal dunia setelah kursi lontar diaktifkan saat masih di darat

AIRSPACE REVIEW – Seorang Pilot Instruktur Angkatan Udara AS (USAF) meninggal dunia pada 14 Mei karena cedera yang dideritanya ketika kursi lontar di pesawat pelatihan T-6A Texan II diaktifkan selama operasi darat yang dilaksanakan pada hari sebelumnya.

Wing Pelatihan ke-82 di Pangkalan Angkatan Udara Sheppard, Texas, AS mengumumkan hal itu, namun tidak memberikan rincian lebih detail.

“Penyelidikan mengenai penyebab insiden tersebut sedang berlangsung,” tulis satuan tersebut, seraya menambahkan bahwa nama pilot akan dirahasiakan selama 24 jam untuk diberitahukan kepada keluarga terdekatnya.

Wing Pelatihan ke-82 mengelola Program Pelatihan Pilot Jet Euro-NATO Gabungan (ENJJPT), yakni sebuah sekolah multinasional tempat siswa dan instruktur dari seluruh NATO belajar dan mengajarkan terbang dasar.

Sayap tersebut menerbangkan pesawat T-6 Texan II pesawat baling-baling dua kursi yang sering digunakan untuk kelas penerbangan dasar dalam pelatihan pilot sarjana. Satuan ini juga mengoperasikan T-38, jet latih dua kursi yang biasanya digunakan untuk mengajar pilot pesawat tempur dan pembom masa depan.

Dua tahun lalu, 76 T-6 dan 203 T-38 dilarang terbang karena masalah kekhawatiran akan kemungkinan kerusakan pada bagian kursi lontar. Larangan terbang ini mempengaruhi 40% armada T-38 dan 15% armada T-6, tulis Air & Space Forces Magazine.

Pada saat itu, Komando Perlengkapan Angkatan Udara mengatakan peluru peledak yang digunakan di kursi lontar mungkin memiliki cacat kualitas.

Setiap kursi memiliki beberapa peluru peledak. Dua bulan setelah dilarang terbang, namun USAF tidak menemukan selongsong peluru yang rusak di salah satu T-6, Breaking Defense melaporkan pada saat itu.

“Perhatian utama kami adalah keselamatan para penerbang kami dan sangat penting bagi mereka untuk memercayai peralatan kami,” kata Mayjen Craig Wills, yang saat itu menjabat sebagai Panglima Angkatan Udara ke-19, pada saat itu.

Usia rata-rata armada T-6 adalah 17 tahun, menurut data tahun 2023. Sementara usia rata-rata T-38 adalah 56 tahun. (RNS)

RNS

Recent Posts

Almaz-Antey dan Belarus menandatangani kontrak pemeliharaan sistem pertahanan udara, termasuk S-400 dan Tor-M2

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…

3 hours ago

Inggris mengizinkan Turkiye untuk mengintegrasikan persenjataan buatan dalam negeri ke jet tempur Typhoon

AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…

4 hours ago

Jet tempur KF-21 Boramae akan dilengkapi sistem IFF buatan BAE Systems

AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…

7 hours ago

Spanyol produksi kendaraan tempur FEROX 6X6, berdasarkan lisensi dari EDGE Group Uni Emirat Arab

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…

9 hours ago

Perluas kemampuan serangan jarak jauhnya, militer Estonia akuisisi K239 Chunmoo MLRS dari Korea Selatan

AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…

9 hours ago

Jepang mengakuisisi pesawat latih T-6 Texan II dari Textron, pengiriman dimulai tahun 2029

AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…

9 hours ago