Armored Vehicle

Tak sesuai harapan? Tank M1A2 Abrams Ukraina ditarik dari medan tempur

AIRSPACE REVIEW – Setelah setidaknya mengalami lima kerugian di medan tempur, tank tempur utama M1A2 Abrams milik Ukraina untuk sementara ditarik dari operasinya, setidaknya untuk saat ini.

Laporan terbaru menyatakan, alasan tindakan tersebut adalah kerentanan tank tersebut terhadap serangan pesawat tak berawak atau drone kamikaze, meskipun alasannya agak kabur, tulis The War Zone.

Kemungkinan besar, tank-tank tersebut telah ditarik karena dianggap sebagai aset yang sangat berharga, dan jika lebih banyak tank yang dihancurkan atau lebih buruk lagi, direbut oleh Rusia akan menjadi propaganda dan kerugian material yang signifikan bagi Kyiv.

Dua pejabat militer AS mengonfirmasi langkah tersebut kepada Associated Press, dengan menyatakan bahwa operasi drone Rusia, khususnya, berarti bahwa M1A2 Abrams tidak dapat beroperasi secara efektif tanpa terdeteksi atau diserang.

Menjamurnya drone di medan perang berarti tidak ada lahan terbuka yang bisa Anda lalui begitu saja tanpa takut terdeteksi, kata seorang pejabat senior pertahanan.

Tentu saja, argumen ini berlaku untuk semua jenis tank atau kendaraan lapis baja yang beroperasi di garis depan dan tidak ada indikasi bahwa M1A2 Abrams dianggap lebih rentan dibandingkan yang lain.

Namun, dengan lima dari 31 M1A2 Abrams yang diberikan kepada Ukraina telah hilang akibat serangan Rusia, maka masuk akal untuk mempertahankan kekuatan yang semakin berkurang ketika paling dibutuhkan, misalnya selama operasi terobosan tertentu.

Pada saat yang sama, risiko jatuhnya M1A2 Abrams ke tangan Rusia menjadi sangat jelas baru-baru ini, yaitu dengan adanya bukti bahwa M1150 Assault Breacher Vehicle (ABV) sumbangan AS, yang merupakan varian dari M1A1 Abrams, telah ditangkap dan diangkut ke Rusia.

Sementara kehadiran tank seperti Leopard 2 Jerman, Challenger 2 Inggris, dan M1A2 Abrams AS ini belum menjadi game changer selama perang yang telah berlangsung lebih dari dua tahun tersebut -RBS-

Rangga Baswara Sawiyya

Born of an air force family in Abdulrachman Saleh AFB, Malang. Fascinated with weaponry, automotive and action figures since childhood. The first article about the plane was published in HAI teen magazine when was being high school student. Wrote several articles about weaponry for Pikiran Rakyat newspaper and became a freelancer for Angkasa and Commando magazines from 2008 to 2017. Then joined Airspace Review and being as contributor for Langit Biru magazine since 2017

View Comments

  • Prediksi terbukti. Tank sukar bertahan di era drone dan atgm saat ini. Russia mungkin sedikit lebih maju dalam hal taktik strategi menggunakan tank karena pengalaman perang.

Recent Posts

Almaz-Antey dan Belarus menandatangani kontrak pemeliharaan sistem pertahanan udara, termasuk S-400 dan Tor-M2

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…

5 hours ago

Inggris mengizinkan Turkiye untuk mengintegrasikan persenjataan buatan dalam negeri ke jet tempur Typhoon

AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…

6 hours ago

Jet tempur KF-21 Boramae akan dilengkapi sistem IFF buatan BAE Systems

AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…

9 hours ago

Spanyol produksi kendaraan tempur FEROX 6X6, berdasarkan lisensi dari EDGE Group Uni Emirat Arab

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…

11 hours ago

Perluas kemampuan serangan jarak jauhnya, militer Estonia akuisisi K239 Chunmoo MLRS dari Korea Selatan

AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…

11 hours ago

Jepang mengakuisisi pesawat latih T-6 Texan II dari Textron, pengiriman dimulai tahun 2029

AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…

11 hours ago