Apa yang terjadi dengan Rusia: Aset-aset militer berharga berjatuhan, akankah Rusia kalah perang?

A-50 dan Il-33M Rusia_ Airspace ReviewIstimewa

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Berita panas yang menyeruak pada hari Senin dari perang Rusia-Ukraina yang telah berlangsung hampir dua tahun ini adalah jatuhnya pesawat Peringatan Dini Udara dan Kontrol (AEW&C) A-50 (NATO: Mainstay) dan mendarat daruratnya pesawat relai komunikasi Il-22M, keduanya milik Rusia.

Militer Ukraina mengklaim pihaknya telah menembak jatuh A-50 Rusia di atas Laut Azov. Bila hal ini benar, menjadi pukulan yang berat bagi kekuatan udara Moskow.

Dapat dipahami karena dengan berhasil ditembaknya pesawat A-50 Rusia, akan membuat moral Moskow turut jatuh, disebabkan aset-aset militer penting mereka terus berkurang. Seperti diketahui, Rusia tidak memiliki banyak pesawat A-50 AEW&C yang kemampuannya disetarakan dengan E-3 Sentry AWACS milik AS dan NATO.

Ukraina menyebut Moskow hanya memiliki kurang dari sepuluh unit pesawat ini. Sementara rilis Intelijen Inggris yang dikeluarkan pada 23 Februari 2023 menyebut Rusia hanya memiliki enam unit A-50 yang operasional. Pesawat ini tidak murah dan untuk membuatnya membutuhkan waktu yang lama serta biaya yang mahal mencapai ratusan juta dolar AS untuk satu pesawat. A-50 dikembangkan dari pesawat angkut militer Il-76.

Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina Jenderal Valerii Zaluzhnyi dalam pernyataan yang dikutip BBC mengatakan, Angkatan Udara Ukraina telah berhasil menghancurkan sebuah pesawat pendeteksi radar jarak jauh A-50, dan sebuah pesawat pusat kendali Il-22.

Ia menandaskan, Ukraina telah berjuang keras untuk membuat kemajuan signifikan baru-baru ini dalam melawan pasukan Rusia di tenggara.

Cuplikan video beredar di media sosial, memperlihatkan sebuah pesawat berwarna putih tampak dari kejauhan terbakar di udara dan jatuh dari dari ketinggian. Tidak ada tanggapan dan klarifikasi dari pihak Rusia mengenai video tersebut.

Para pejabat Rusia mengatakan, mereka tidak memiliki informasi mengenai serangan terhadap pesawat militer mereka.

Namun, saluran militer populer, Rybar, mengatakan kemungkinan benar bahwa Rusia telah kehilangan aset militer pentingnya lagi. Hal ini akan menjadikan hari kelam bagi Angkatan Dirgantara Rusia (VKS).

Juru Bicara Angkatan Udara Ukraina, Yuri Ihnat mengatakan, Ukraina memang telah menargetkan pesawat mata-mata A-50 Rusia.

Demikian juga dengan Jenderal Zaluzhnyi di saluran Telegram yang menyatakan bahwa Ukraina telah merencanakan dan melaksanakan serangan dengan sangat baik, bagian dari operasi di wilayah Azov, tenggara Ukraina.

Pada bulan Februari tahun lalu, kelompok oposisi Belarusia BYPOL mengklaim telah merusak sebuah pesawat militer A-50 menggunakan serangan drone di dekat Minsk.

Justin Bronk, spesialis perang udara dari lembaga pemikir pertahanan Rusia mengatakan A-50 merupakan platform komando, kontrol dan pengawasan utama yang memandu pesawat tempur Rusia dan sistem rudal permukaan ke udara serta sebagai peringatan dini jarak jauh dan informasi target mengenai pesawat terbang rendah Ukraina.

Menjadi ironis bagi Rusia ketika pesawat peringatan dini dan kendali udara jarak jauh yang lazimnya terbang di belakang pesawat tempur, malah tertembak.

Ia menduga, Ukraina telah menggunakan rudal pertahanan udara Patriot sumbangan dari AS untuk menjatuhkan A-50 dari jarak jauh sesuai kapabilitasnya.

Sementara itu, pada waktu bersamaan diberitakan bahwa Il-22M milik Rusia telah mendarat darurat akibat terkena serangan. Informasi beredar menyebut pesawat itu terkena “tembakan ramah” dari pasukan Rusia sendiri dan pesawat berhasil mendarat kembali di Rusia, berbeda dengan sebagian informasi yang menyebut pesawat itu ditembak pasukan Ukraina.

Sebuah foto yang muncul di media memperlihatkan pesawat Il-22M dengan kerusakan yang terlihat di bagian ekornya. Belum dapat dipastikan apakah benar pesawat tersebut adalah Il-22M Rusia. Namun sejumlah pakar menilai bila hal itu benar terlihat dari nomor registrasi dan logo yang ada di bagian ekor tegak pesawat tersebut.

Verifikasi dari sumber BBC menyebut, mobil pemadam kebakaran yang tampak dalam foto itu beserta latar belakang dari bangunan yang tampak, terlihat kemungkinan besar bahwa foto tersebut mirip dengan Bandara Anapa di Krasnodar di pesisir Laut Hitam.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada penjelasan resmi dari Kementerian Pertahanan Rusia mengenai insiden penembakan kedua pesawat.

Hal yang menjadi pertanyaan terus menerus bagi Rusia adalah, apakah Angkatan Bersenjata Rusia khususnya VKS kembali lengah sehingga terus menerus kehilangan aset-aset berharganya? Kehilangan satu aset saja sudah sulit untuk menggantinya karena membutuhkan waktu, biaya, dan pelatihan awak baru. Tidak hanya pesawat tempur dan helikopter, VKS kini juga harus “merelakan” pesawat AEW&C berhasil digasak Ukraina berikut belasan awak yang ada di pesawat tersebut.

Kepedihan ini tentu saja melengkapi sejumlah kehilangan lain di mana pesawat-pesawat pembom Sang Beruang juga yang sebelumnya hancur saat berada di pangkalan udara. Pesawat-pesawat pembom itu hancur oleh serangan drone kamikaze yang diluncurkan dari jarak jauh dan berhasil menembus wilayah udara Rusia.

Di matra laut pun demikian, sejumlah kapal Rusia, baik yang ada di laut maupun sedang berada di pelabuhan, dan bahkan Markas Angkatan Laut Rusia di Krimea juga berhasil dihantam rudal rudal pasukan Ukraina. Kehilangan yang sangat menyesakkan tentu saja ketika kapal penjelajah Rusia, Moskwa yang menjadi lambang supremasi Angkatan Laut Rusia, berhasil ditembak dan ditenggelamkan oleh rudal antikapan Neptune di perairan selatan Odesa pada 13 April 2022.

Ukraina mendapat keuntungan dengan bantuan-bantuan militer berupa persenjataan canggih dari Amerika Serikat dan sekutu Eropa. Bantuan militer yang terus mengalir selama dua tahun terakhir dan masih akan berlanjut hingga beberapa tahun ke depan, menjadi modal bagi Kyiv untuk percaya diri bahwa mereka akan mampu memukul mundur Rusia dan memenangkan peperangan.

Tentu saja belum ada yang bisa memastikan siapa yang akan menjadi pemenang dari perang antara Rusia dan Ukraina atau memprediksi Rusia akan kalah dalam perang ini.

Rusia tentu saja bukan tanpa perlawanan. Keberhasilan pasukan Rusia dalam menggempur aset-aset militer Ukraina tidak terlalu terkspose sebesar yang dilakukan Ukraina. Pada akhir tahun 2023 dan awal 2024, Rusia melakukan serangan masif terhadap Kyiv dan kota-kota lain di Ukraina menggunakan ratusan rudal yang diluncurkan sekaligus. Rusia bahkan melakukan serangan menggunakan rudal hipersonik yang sulit ditangkis oleh pasukan Ukraina.

Kehilangn bertubi-tubi aset militer penting Rusia apakah akan menyulut Moskow untuk membalas dengan serangan yang lebih besar? Hal ini selalu diduga oleh banyak kalangan. Namun berita yang muncul dan berbagai kejutan seringkali malah datang dari pihak Ukraina.

-RNS-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *