AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Dominasi penggunaan drone kamikaze oleh Rusia di medan perang Ukraina dapat menyebabkan pasukan Ukraina mundur. Hal ini dikatakan oleh Kepala Pusat Pengintaian Udara Ukraina Maria Berlinskaya kepada media lokal seperti diwartakan Sputnik.
Sejauh ini sudah banyak kendaraan-kendaraan perang pasukan Ukraina yang berhasil dihancurkan oleh drone kamikaze Rusia.
Berlinskaya menyesalkan hal itu terjadi yang semestinya dapat dihalau oleh Ukraina apabila negaranya berpikir beberapa langkah ke depan.
Dia menyayangkan kepemimpinan militer dan politik Ukraina yang disebutnya tidak memiliki visi untuk industri drone di Ukraina.
Sebeliknya Berlinskaya menyatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin sangat tertarik dengan produksi dan pengembangan drone di Rusia.
Berlinskaya melontarkan pernyataan tersebut setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengumumkan niatnya untuk memproduksi satu juta drone di Ukraina pada tahun 2024.
Masih belum jelas bagaimana Kyiv dapat mencapai tujuan tersebut, sebab Ukraina tidak memiliki industri pertahanan dalam negeri dan sangat bergantung pada pengiriman perangkat keras militer dari sponsor Barat, kata dia.
Yang paling mungkin dilakukan Ukraina, kata dia merujuk pernyataan Zelensky, adalah dengan mengimpor drone FPV yang paling sederhana.
Konflik di Ukraina,memperlihatkan bahwa Rusia memiliki persenjataan canggih yang sangat kuat dan tidak dapat menandingi apa pun yang ditawarkan NATO, termasuk drone.
Penggunaan senjata ini secara efisien telah mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi pasukan Ukraina yang kini harus melakukan kerja sama untuk menutupi kekurangan tenaga kerja.
Drone kamikaze seperti Lancet, serta perangkat keras termasuk helikopter serang Ka-52, tank tempur utama T-90, rudal hipersonik Kinzhal, dan sistem pertahanan udara Tor-M2 memberi pasukan Rusia keunggulan tersendiri dibandingkan pasukan Kiev.
Meski demikian, Rusia beberapa kali kecolongan oleh serangan rudal jelajah Storm Shadow maupun SCALP-EG sumbangan dari Barat.
Rudal ini telah berhasil menghancurkan sejumlah kapal perang, jembatan, dan markas komando milik Rusia di Krimea maupun di tempat lainnya.
-JDN-