Curhatan Nyata Penerbang Tempur Ukraina Melawan Jet Tempur Rusia yang Lebih Canggih

Silk pilot MiG-29 UkrainaBBC

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – “Rudal telah diluncurkan (musuh), terdeteksi. Manuver!”

Rudal itu diluncurkan oleh jet tempur Su-35 Rusia ke pesawat MiG-29 Ukraina yang diterbangkan oleh Silk. Silk sadar sepenuhnya bahwa ia terpaksa harus membatalkan misi untuk bertahan hidup.

Silk, adalah call sign salah satu Penerbang Tempur MiG-29 Ukraina –pesawat yang lebih kuno dibandingkan Su-35.

Dengan cepat Silk segera melakukan manuver, menukikkan MiG-29-nya hingga begitu rendah sehingga dia bisa melihat pucuk pohon.

Pesawat tua era Soviet itu mulai bergetar saat didorong hingga kapabilitas maksimumnya. Silk terbang bermanuver dan mengikuti perbukitan yang telah dia pelajari dengan cermat di peta saat mempersiapkan misi ini.

“Penerbangan yang mendekati permukaan bumi adalah yang paling sulit,” ucap Silk. “Kamu harus berkonsentrasi sangat keras. Dan karena ketinggiannya yang rendah, kamu tidak punya waktu atau ruang untuk melakukan eject yang aman.”

MiG-29 yang kala itu diterbangkan oleh Silk, mendapat tugas mengawal pesawat serang darat Su-25 Ukraina selama misi tempur mereka di garis depan. Tugas Silk adalah memberikan perlindungan dengan rudal udara ke udara yang dibawanya. Tapi ternyata tidak banyak yang bisa ia lakukan untuk menghentikan serangan Rusia.

“Musuh terbesar kami adalah jet tempur Su-35 Rusia,” kata pilot MiG-29 lainnya yang punya call sign Juice.

Juice-pilot-MiG-29-Ukraina
Twitter

“Kami tahu posisi pertahanan udara Rusia, kami tahu jangkauan mereka. Ini cukup dapat diprediksi, jadi kami dapat menghitung berapa lama kami bisa tinggal (di dalam zona mereka). Tetapi dalam kasus jet tempur, mereka bergerak. Mereka memiliki gambar udara yang bagus dan mereka tahu kapan kita terbang ke garis depan,” lanjut Juice.

Patroli udara Rusia dapat mendeteksi pesawat Ukraina lepas landas jauh di dalam wilayah Ukraina. Rudal R-37M yang melengkapi pesawat Rusia, dapat mencapai target udara pada jarak 150-200 km (93-124 mil), sedangkan rudal Ukraina hanya dapat menjangkau jarak hingga 50 km (31 mil) saja.

Jadi, pesawat Rusia dapat melihat pesawat Ukraina lebih dulu dan menembak jatuh mereka lebih dulu juga, jauh sebelum menimbulkan ancaman.

Sejak awal invasi Rusia, Angkatan Udara Ukraina telah menderita kerugian serius – meskipun mereka tidak mengungkapkan angka spesifiknya, tulis Abdujalil Abdurasulov and Zhanna Bezpiatchuk di BBC News yang menguraikan cerita ini.

Klaim Rusia bahwa mereka telah menghancurkan lebih dari 400 pesawat Ukraina, lanjut keduanya, adalah tidak masuk akal. Sebab, perkiraan independen dalam hal ukuran armada Ukraina setidaknya setengah dari jumlah itu.

Laporan IISS Military Balance 2022 menyatakan, Angkatan Udara Ukraina hanya memiliki 124 pesawat berkemampuan tempur sebelum invasi Rusia skala penuh.

Butuh Jet Tempur F-16

USAF F-16
USAF

Untuk mengakhiri keunggulan Rusia di udara, Ukraina ingin mitra Baratnya menyediakan jet yang lebih modern seperti F-16 buatan AS.

“Pilot kami terbang di ujung pisau,” kata Kolonel Volodymyr Lohachov, Kepala Departemen pengembangan penerbangan Angkatan Udara Ukraina. “Dengan jet F-16 memungkinkan kami beroperasi di luar sistem pertahanan udara musuh,” tegasnya.

Dan, rudal mereka bisa efektif menjangkau jarak hingga 150 km. Ini memungkinkan pilot Ukraina untuk menyerang jet Rusia.

“Tentu saja, kami akan tetap menjadi sasaran,” kata Juice. “Tapi itu akan menjadi pertarungan yang setara. Saat ini, kami tidak memiliki tanggapan apa pun terhadap mereka,” lanjutnya.

F-16 memiliki radar yang lebih baik yang dapat mendeteksi rudal yang ditembakkan ke arah mereka. Saat ini, tim yang memonitor radar darat harus berkomunikasi secara lisan dengan pilot mengenai ancaman yang mereka hadapi.

“Jet kami tidak memiliki sistem untuk memperingatkan tentang peluncuran (rudal Rusia),” ujar seorang penerbang jet serang Su-25 dengan call sign Pumba.

“Semuanya berbasis visual. Jika kamu melihatnya, maka kamu hanya mencoba melarikan diri dengan menembakkan perangkap panas dan bermanuver,” kata dia.

Dengan superioritas udara berada di tangan Rusia, Ukraina hanya mampu melakukan pengerahan terbatas penerbangan militernya di dekat garis depan.

Hal itu dinilai tidak dapat berdampak besar pada keberhasilan operasi kontra-ofensif di masa depan. Menurut Juice, Ukraina terbang 20 kali lebih sedikit daripada yang dilakukan Angkatan Udara Rusia.

Dan, senjata yang dimiliki pesawat serang Ukraina berasal dari stok bom era Soviet dan roket tak berpemandu, yang cepat habis karena persediaannya terbatas.

“Kalau ada jet Barat, bukan hanya dapat melakukan dukungan udara untuk pasukan darat. Namun, jet Barat juga dapat meningkatkan sistem pertahanan udara Ukraina, ujar para penerbang tempur Ukraina.”

“Kami seperti kucing buta saat mencoba menembak jatuh pesawat Rusia. Pesawat kami hanya memiliki radar tua yang tidak dapat melihat rudal jelajah Rusia,” jelas Kolonel Lohachov.

“Maka, senjata Barat yang ada pada F-16 akan memungkinkan pilot Ukraina mampu mencegat rudal jelajah Rusia pada jarak jauh, tepat di perbatasan negara, alih-alih mencoba menangkapnya stelah rudal masuk ke bagian tengah Ukraina,” kata Juice.

Tentang Jet Tempur MiG-29 yang ditransfer oleh Polandia dan Slovakia ke Ukraina baru-baru ini, tidak menyelesaikan masalah utama, kata pilot-pilot Ukraina. Pesawat-pesawat itu memiliki senjata lama yang sama dan kapasitas terbatas seperti armada Ukraina.

MiG-29 Slowakia dan MiG-29 Polandia_
Istimewa

Tetapi pemerintah AS telah mengesampingkan pengiriman jet F-16 ke Ukraina. Banyak yang khawatir bahwa memberi Ukraina pesawat Barat hanya dapat meningkatkan konflik, menarik AS dan Eropa langsung ke dalam perang. Meski demikian, AS mengizinkan negara Eropa untuk mentransfer F-16 bila menginginkan.

Kahl, Wakil Menteri Pertahanan AS untuk Kebijakan, mengatakan bahwa tenggat waktu yang paling cepat bagi AS untuk mengirimkan F-16 adalah 18 bulan. Dengan demikian tidak ada gunanya melatih pilot lebih awal.

Pejabat Ukraina berharap mendapatkan jet F-16 dari negara-negara Eropa, di mana pengirimannya akan jauh lebih cepat.

“Mengenai pelatihan pilot, kami hanya mampu mengirim sejumlah orang tertentu untuk jangka waktu terbatas pada waktu tertentu. Sebab, kami harus menghindari pengurangan kemampuan militer kami di sini,” kata Lohachov.

Jadi pilihan terbaik, tambahnya, adalah mulai mengirim kelompok kecil sekarang untuk memiliki cukup pilot terlatih saat pesawat tiba.

Namun begitu, jelas bahwa jet-jet ini tidak akan dikirim tepat saat serangan balik yang diharapkan Ukraina. Sebab, Presiden Volodymyr Zelensky sendiri telah mengumumkan bahwa operasi ini akan dilanjutkan tanpa menunggu pesawat Barat.

Pada saat ini, Zelensky menyatakan serangan balik Ukraina terhadap Rusia telah dimulai.

Beberapa ahli mempertanyakan dampak F-16 dalam perang ini

Ukraina perlu meningkatkan semua lapangan terbangnya jika menerima jet F-16, karena pesawat membutuhkan landasan pacu yang lebih panjang untuk lepas landas, kata Prof Justin Bronk, Peneliti Senior di Royal United Service Institute (RUSI).

Ia mengatakan bahwa F-16 akan memberikan lapisan pertahanan tambahan tetapi tidak akan mengubah perang dengan sendirinya.

Bahkan dengan jet F-16, pilot Ukraina masih harus terbang sangat rendah di dekat garis depan karena ancaman berbasis darat Rusia dan itu akan membatasi jangkauan efektif rudal, kata Prof Bronk.

“Dan itu juga berarti menggunakan kekuatan udara seperti yang dilakukan Barat dalam perang seperti Irak, Libya, Afghanistan, tidak mungkin dilakukan di Ukraina.”

Tantangan logistik menimbulkan pertanyaan tentang apakah sepadan dengan upaya mengirim F-16 ke Ukraina? Ini bukan hanya tentang melatih pilot dan mekanik – infrastrukturnya juga harus ditingkatkan.

F-16 dirancang untuk landasan pacu yang sangat mulus dan panjang. Ukraina harus menyesuaikan lapangan terbangnya saat ini untuk memenuhi persyaratan tersebut – melapisinya kembali, membersihkannya, dan memperluasnya.

“Tapi melakukan itu akan terlihat oleh Rusia dari luar angkasa dan melalui sumber intelijen manusia,” lanjut Prof Bronk.

“Dan jika Anda hanya melakukannya di satu atau dua pangkalan, dan kemudian mencoba menyiapkan dukungan darat untuk mengoperasikan F-15 atau F-16, maka Rusia akan melihatnya dan mereka akan menyerangnya.

Jadi, kata Prof Bronk, Ukraina harus melakukan banyak hal. Kemudian Anda akan bertanya – apakah itu sebanding dengan jumlah personel terampil dan jumlah upaya politik serta dukungan logistik yang dapat digunakan untuk hal-hal lain seperti tank dan artileri, atau sistem pertahanan udara berbasis darat?

Untuk saat ini, pilot Ukraina seperti Pumba, Silk, dan Juice harus bergantung pada pesawat tempur dan jet serang era Soviet mereka.

Saat alarm menandakan misi tempur baru, mereka bergegas menuju pesawat mereka. Mereka mengacungkan jempol kepada mekanik untuk mengonfirmasi bahwa semua sistem di dalamnya berfungsi.

Beberapa di antaranya telah menerbangkan lebih dari 100 misi tempur. Tapi mereka tahu bahwa setiap penerbangan bisa menjadi yang terakhir.

-RNS-

Diterjemahkan dari: Ukraine war: Jet pilots talk about the air war with Russia

3 Replies to “Curhatan Nyata Penerbang Tempur Ukraina Melawan Jet Tempur Rusia yang Lebih Canggih”

  1. Buat apa perang, hanya cari kematian dan siapa yang mati, ya otomatis yg ikut berperang digaris depan, ukraina memang perlu mempertahankan diri karena wilayahnya baru dijajah Rusia, yang jadi masalah kenapa Putin mengirim tentara Rusia hanya untuk cari kematian, hanya sejengkal tanah harus mengorbankan ribuan prajurit Rusia, hidup itu bukan cari mati, hidup itu cari kebahagiaan, kematian itu nanti akan datang sendiri setelah masa tua. Hentikan peperangan cintailah perdamaian, Putin harus mau mundur ke belakang untuk kembali kearah semula dan ciptakanlah perdamaian dengan tetanggamu, coba sekali kali Putin maju sendiri ke garis depan bertempur , berani ngga ?

    1. Tapi AS mempunyai agenda tersembunyi di masa akan datang di ukraina negara yg bersempadan dgn russia itu.lalai sedikit saja putin siaplah russia seperti yg berlaku ditimur tengah yg menjadi pengajaran bagi putin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *