AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Selain rudal udara ke permukaan Kh-29TE, jet tempur Sukhoi Su-27/30 TNI Angkatan Udara (TNI AU) juga dibekali senjata ASM (Air-to-Surface Missile) maut lainnya yakni Kh-31P.
Rudal yang dijuluki NATO sebagai AS-17 Krypton ini merupakan jenis rudal antiradiasi (ARM) jarak jauh yang digunakan untuk melumpuhkan sistem pertahanan udara lawan.
Pengembangan Kh-31 dilakukan oleh Zvezda (kini Tactical Missiles Corporation/TMC) mulai tahun 1982 pada era Uni Soviet.
Kh-31 berdinas sejak tahun 1988, namun baru diperkenalkan kepada publik tiga tahun kemudian pada sebuah pertunjukan di Minsk.
TMC merilis dua varian utama yakni Kh-31A dan Kh-31P. Untuk spesifikasinya, Kh-31A memiliki berat 610 kg dan Kh-31P 600 kg. Keduanya memiliki panjang 4,7 m dan diameter 36 cm.
Kh-31 dibekali motor roket berbahan bakar padat pada tahap awal, dan ramjet untuk sisa lintasannya. Kecepatan luncurnya hingga 2.500 km/jam.
Jangkauan operasional maksimum untuk versi Kh-31A mencapai jarak 70 km dan 110 km untuk versi Kh-31P.
Untuk sistem bimbingannya, Kh-31A menggunakan panduan inersia dengan radar aktif sedangkan Kh-31P inersia dengan radar pasif.
Rudal Kh-31 dapat diluncurkan dari seluruh jet tempur buatan Rusia seperti Su-24, Su-25, Su-27, Su-30, Su-34, Su-35 juga MiG-29 dan MiG-35.
Debut Kh-31 dilaporkan saat digunakan oleh Angkatan Udara Rusia dalam konflik Ossetia Selatan pada 10 Agustus 2008.
Disebutkan, rudal Kh-31P dilepaskan dari Su-34 untuk menyerang radar pertahanan udara Georgia yang dipasang di dekat kota Gori.
Kh-31 juga telah digunakan oleh Angkatan Udara Rusia selama Operasi Militer Khusus di Ukraina yang di mulai sejak Februari 2022.
Saat ini, selain Rusia, keluarga rudal Kh-31 juga dimiliki oleh Angkatan Udara Aljazair, Mesir, Suriah, Yaman, Venezuela, India, dan China.
Sementara di kawasan Asia Tenggara dimiliki oleh Angkatan Udara Vietnam, Malaysia, dan juga Indonesiaa.
-RBS