Intip si tambun Kawasaki C-2, pesawat angkut militer berat andalan AU Jepang

Kawasaki C-2Aussiepomm

AIRSPACE REVIEW (airspacer-review.com) – Setelah sebelumnya hadir di Dubai Airshow pada November 2017 dan Paris Airshow pada Juni 2019, kini Angkatan Udara Jepang (JASDF) kembali memboyong pesawat Kawasaki C-2 ke Avalon Airshow 2023 di Geelong, Victoria, Australia.

Kehadiran pesawat Kawasaki C-2 di pameran kedirgantaraan luar negeri ini adalah bagian upaya Negeri Matahari Terbit untuk mempromosikan dan menjual pesawat angkut militer kelas berat ini ke pasar global.

Sejauh ini upaya menjual Kawasaki ke luar belumlah membuahkan hasil. Dua negara yang semula berminat dan pernah ditawari Kawasaki C-2 adalah Selandia Baru dan Uni Emirat Arab, urung membelinya.

Mengenai sejarahnya, pesawat yang dalam awal pengembangannya menggunakan kode XC-2 dan C-X ini merupakan salah satu wujud keseriusan Jepang mengembangkan pesawat buatan dalam negeri.

Pengembangan telah dirintis jauh-jauh hari yaitu pada 1995. Saat itu JASDF mengusulkan kepada Badan Pertahanan Jepang (JDA) untuk membiayai pengembangan pesawat angkut militer C-X.

Sejumlah dasar pertimbangan dikemukakan. Antara lain JASDF tidak menemukan pesawat buatan luar negeri yang cocok untuk menggantikan peran Kawasaki C-1. Pertimbangan lainnya, tentu saja untuk mendorong industri dirgantara dalam negeri tumbuh.

Usulan JASDF selanjutnya mendapat dukungan JDA dengan membentuk tim perumus di tahun 2000. Sejumlah parameter pesawat sesuai kebutuhan JASDF dipetakan.

Antara lain, pesawat penerus Kawasaki C-1 harus memiliki kapasitas angkut dua kali lipat dari kapasitas angkut C-130 dan mampu terbang menjangkau wilayah Hawaii dari daratan Jepang.

Upaya mewujudkan pesawat baru sesuai kebutuhan JASDF pun terlaksana saat prototipe Kawasaki C-2 berhasil terbang perdana 10 tahun kemudian yaitu pada 26 Januari 2010.

Tidak langsung berjalan mulus, tujuh tahun dibutuhkan oleh Kawasaki Aerospace Company sebelum pesawat ini dinyatakan resmi beroperasi di jajaran JASDF.

Sejak Maret 2017, tiga unit Kawasaki C-2 telah dioperasikan oleh Skadron Angkut Udara Taktis ke403 di bawah naungan Wing Udara Taktis ke-3.

Hingga tahun 2022, JASDF telah mengoperasikan sedikitnya 14 pesawat dari total 22 unit yang direncanakan. Bila anggaran pertahanan memungkinkan, JASDF ingin mengoperasikan 40 pesawat.

Melihat tampilannya, Kawasaki C-2 yang menggunakan desain sayap tinggi dan model ekor T (T-Tail) ini mirip Embraer KC-390 Millenium dari Brasil, namun berdimensi dan berkapasitas lebih besar.

Dari sisi kapasitas muatannya, Kawasaki C-2 memiliki daya angkut 36 ton, sementara kapasitas Embraer KC-390 berada jauh dibawahnya yaitu 23 ton.

Untuk spesifikasinya, Kawasaki C-2 diawaki tiga kru, terdiri dari dua pilot dan satu juru muat (load master). Pesawat berdimensi panjang 43,9 m, tinggi 14,2 m, dan rentang sayap 44,4 m.

Pesawat dengan berat tinggal landas maksimum (MTOW) 141.400 kg ini ditenagai dengan dua mesin General Electric CF6-80C2K1F, masing-masing dengan daya dorong 265,7 kN.

Pesawat mampu terbang dengan kecepatan jelajah 0,8 Mach (890 km/jam) dan ketinggian terbang maksimum hingga 12.200 km

Jarak operasionalnya 7.600 km dengan membawa muatan 20 ton. Sedangkan jarak terbang feri yang dapat dicapai Kawasaki C-2 adalah sejauh 9.800 km.

-RBS/RNS-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *