Drone

Tengok Black Hornet, drone super mini milik TNI AD yang mirip mainan

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Batalyon Perhubungan Pusat Perhubungan TNI Angkatan Darat (Yonhub Pushubad) saat menerima kunjungan pejabat Mabes TNI AD (22/12), mendemonstrasikan Nano UAV Black Hornet.

Drone berukuran sangat mini ini dioperasikan langsung oleh personel Yonhub Pushubad.

Black Hornet memiliki panjang hanya 16,8 cm saja, berbobot 33 gram, dan memiliki diameter baling-baling 12,3 cm.

Diketahui, drone Black Hornet telah memperkuat TNI AD sejak 2021 dengan harga Rp250 juta per unitnya.

Hal ini pernah diutarakan langsung oleh Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa, saat meninjau Latihan bersama Super Garuda Shield 1-14 Agustus 2022 di Pusat Latihan Tempur Amborawang, Samboja, Kalimantan Timur.

Meskipun berukuran sangat kecil, Black Hornet dibekali dengan kamera beresolusi tinggi yang dapat menampilkan gambar jernih secara langsung.

Black Hornet bisa menyusup ke teritori lawan atau tempat lawan bersembunyi. Drone dapat mengintai aktivitas lawan meski dalam kundisi gelap atau kurang cahaya.

Selain dimensinya yang sangat mungil, Black Hornet memiliki suara yang senyap, sehingga kehadirannya sangat sulit diketahui lawan.

Peluncurannya butuh persiapan waktu 30-120 detik saja sebelum terbang bak helikopter.

Drone ini bisa dioperasikan dalam moda terbang auto dan manual, terbang menggunakan peta rute ataupun berdasarkan kendali manual operator.

Black Hornet bisa dioperasikan dengan kondisi kecepatan angin antara 15-20 knot dan dalam kisaran suhu udara -10 sampai 43 derajat Celsius.

Memiliki performa terbang dengan kecepatan maksimum sekitar 21 km/jam dan menawarkan kemampuan terbang selama 25 menit.

Black Hornet dilengkapi dengan baterai yang bisa dilepas-ganti, yang menyuplai tenaga ke baling-baling utama dan dua rotor di bagian ekor.

Untuk kebutuhan navigasinya, Black Hornet dilayani oleh global navigation satellite system (GNSS) juga menawarkan tautan data terenkripsi dengan jarak radio 2 km.

Drone yang tampilannya seperti mainan ini dikenal dengan nama resmi Black Hornet PRS (personal reconnaissance system) yang dibuat oleh FLIR Systems, lewat anak usahanya Teledyne FLIR.

Saat ini sekitar 20 ribu Black Hornet telah dikirimkan oleh FLIR Systems ke berbagai pelanggannya diseluruh dunia, termasuk Indonesia di dalamnya.

-RBS-

Rangga Baswara Sawiyya

Born of an air force family in Abdulrachman Saleh AFB, Malang. Fascinated with weaponry, automotive and action figures since childhood. The first article about the plane was published in HAI teen magazine when was being high school student. Wrote several articles about weaponry for Pikiran Rakyat newspaper and became a freelancer for Angkasa and Commando magazines from 2008 to 2017. Then joined Airspace Review and being as contributor for Langit Biru magazine since 2017

View Comments

Recent Posts

Almaz-Antey dan Belarus menandatangani kontrak pemeliharaan sistem pertahanan udara, termasuk S-400 dan Tor-M2

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…

5 hours ago

Inggris mengizinkan Turkiye untuk mengintegrasikan persenjataan buatan dalam negeri ke jet tempur Typhoon

AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…

6 hours ago

Jet tempur KF-21 Boramae akan dilengkapi sistem IFF buatan BAE Systems

AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…

9 hours ago

Spanyol produksi kendaraan tempur FEROX 6X6, berdasarkan lisensi dari EDGE Group Uni Emirat Arab

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…

11 hours ago

Perluas kemampuan serangan jarak jauhnya, militer Estonia akuisisi K239 Chunmoo MLRS dari Korea Selatan

AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…

11 hours ago

Jepang mengakuisisi pesawat latih T-6 Texan II dari Textron, pengiriman dimulai tahun 2029

AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…

12 hours ago