Academy

Robot Tempur kreasi Poltekad, dilengkapi roket dan senapan serbu

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Politeknik Angkatan Darat (Poltekad) yang berlokasi di Kota Batu, Jawa Timur membuat kreasi alat perang pasukan infanteri yang dinamai Robot Tempur.

Kendaraan mini tak berawak ini dilengkapi dengan persenjataan berupa dua unit roket antitank, satu pucuk senapan serbu SS-2, dan juga dlengkapi dengan alat pendeteksi ranjau.

Robot ini dirancang untuk mempantu pasukan infanteri di mana medan pertempuran dikuasai musuh dan sulit untuk ditembus.

Maka untuk penerobosan dibutuhkan alat yang mampu mendobrak kekuatan musuh dan memiliki tingkat risiko yang kecil bagi pasukan.

Kendaraan ini juga dapat berperan untuk mengacaukan konsentrasi musuh terhadap kekuatan sendiri.

Perancang Robot Tempur dari Poltekad Kolonel Arh. Dr. Ir. Nur Rachman, S.M., M.T., menjelaskan hal itu kepada Airspace Review dalam perbincangan di pameran pertahanan Indo Defence 2022 di JIExpo Kemayoran, pada hari Jumat (4/11).

Ditambahkan bahwa dengan adanya tembakan melalui roket antitank dan senapan serbu dari Robot Tempur tersebut, minimal musuh bisa porak poranda dan selanjutnya pasukan infanteri melaksanakan eksploitasi.

Roket antitank yang dipakai dalam Robot Tempur adalah Instalaza C90 buatan Spanyol. Roket ini dipasang dalam turet yang mampu berputar 360 derajat. Sementara SS-2 merupakan senapan serbu buatan PT Pindad.

Dengan ukurannya yang mini dan rendah, Robot Tempur memiliki keunggulan bila berhadapan dengan tank. Sebab, tank akan kesulitan untuk menembaknya. Sebaliknya, Robot Tempur dengan leluasa bisa mendahului melakukan tembakan terhadap tank.

Robot Tempur dioperasikan oleh operatornya menggunakan remote control hingga jarak 2 km.

Kendaraan mini tersebut dilengkapi kamera yang dapat melihat sasaran tembak dan memancarkan tangkapannya menggunakan frekuensi gelombang elektromagnetik 5,8 Giga Hertz ke kacamata goggle yang dipakai operator.

“Jadi kacama goggle operator ini menjadi mata robot tersebut. Apa yang dilihat robet, adalah yang juga dilihat oleh mata operatornya,” jelas Nur Rachman yang sehari-hari di Poltekad menjabat sebagai Kapokdos (Kepala Kelompok Dosen).

Untuk dapat bergerak di medannya, Robot Tempur menggunakan tenaga baterai yang dapat bertahan selama satu jam. Bila habis, baterai bisa langsung dicopot dan diganti dengan yang baru sehingga Robot Tempur bisa melaju lagi.

Untuk medan tanjakan yang bisa dilalui Robot Tempur saat ini mencapai 35 derajat dengan kemiringan 10 derjat.

Proyek Robot Tempur dikerjakan oleh Nur Rachman berserta timnya pada tahun 2020.

Kendaraan tempur mini tak berawak ini masih merupakan prototipe dari dari sekian banyak riset yang dilaksanakan oleh Poltekad.

Perguruan Tinggi Vokasi

Komandan Poltekad bersama Airspace Review (atas). Kapokdos dan Robot Tempur (bawah).

Sementara itu mengenai Poltekad, Komandan Poltekad Brigjen TNI Dr. Nugraha Gumilar, M.Sc menerangkan, lembaga yang dipimpinnya saat ini merupakan perguruan tinggi vokasi yang sudah resmi terdaftar di Ditjen Dikti.

Poltekad yang berdiri sejak tahun 1988 merupakan Lembaga Pendidikan yang berbicara mengenai lingkup teknologi di TNI Angkatan Darat.

Mahasiswa Poltekad berasal dari personel militer berpangkat bintara yang akan disiapkan menjadi tulang punggung di satuan-satuannya.

“Artinya bila mau menjadi mahasiswa Poltekad, dia harus menjadi bintara dulu,” ujar Nugraha.

Dalam setiap tahunnya, Poltekad mendidik sebanyak 100 mahasiswa yang terbagi dalam lima prodi masing-masing 20 orang.

Kelima Prodi tersebut adalah Prodi Elektro, Prodi Mesin, Prodi Telekomunikasi Militer, Prodi Siber, dan Prodi Rekayasa Senjata.

Lulusan Poltekad sudah tersebar di seluruh Indonesia dan umumnya berada di staf perencanaan di masing-masing satuan.

Nugraha Gumilar menambahkan, di Poltekad ada dua tugas riset. Untuk organik membuat riset bagi pengembangan teknologi. Sementara untuk mahasiswa membuat alat-alat yang sifatnya prototipe sebagai tugas akhir.

Banyak alat-alat yang telah dibuat oleh mahasiswa-mahasiswa Poltekad dan telah mendapatkan berbagai penghargaan.

-RNS-

Roni Sontani

Founder and Chief Editor of Airspace Review. Editor of Indonesian Air Force Magazine.

Recent Posts

Almaz-Antey dan Belarus menandatangani kontrak pemeliharaan sistem pertahanan udara, termasuk S-400 dan Tor-M2

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…

5 hours ago

Inggris mengizinkan Turkiye untuk mengintegrasikan persenjataan buatan dalam negeri ke jet tempur Typhoon

AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…

6 hours ago

Jet tempur KF-21 Boramae akan dilengkapi sistem IFF buatan BAE Systems

AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…

9 hours ago

Spanyol produksi kendaraan tempur FEROX 6X6, berdasarkan lisensi dari EDGE Group Uni Emirat Arab

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…

11 hours ago

Perluas kemampuan serangan jarak jauhnya, militer Estonia akuisisi K239 Chunmoo MLRS dari Korea Selatan

AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…

11 hours ago

Jepang mengakuisisi pesawat latih T-6 Texan II dari Textron, pengiriman dimulai tahun 2029

AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…

12 hours ago