Turki diam-diam uji rudal balistik buatan dalam negeri berjangkauan 560 km

Rudal balistik Turki TayfunTayfun
ROE

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Turki dilaporkan telah melakukan uji coba peluncuran rudal balistik di atas Laut Hitam pada Selasa (18/10) yang menurut laporan media Turki memiliki jangkauan setidaknya 560 km (350 mil).

Sebuah video peluncuran rudal yang dijuluki Tayfun, yang tampaknya ditembakkan dari platform bergerak (mobile) di dekat kota pelabuhan Rize, ditampilkan di outlet media lokal CNN Turk dan A Haber.

Airbus_contoh2

Industri Pertahanan Turki, yang mengawasi sistem senjata ini, tidak membuat pengumuman apa pun tentang peluncuran rudal balistik tersebut.

Diketahui, Turki telah mengerjakan proyek rudal rahasia secara mandiri selama beberapa tahun belakangan.

Sebelum Tayfun, sistem rudal permukaan ke permukaan terjauh Turki adalah Bora buatan Roketsan dengan jangkauan maksimum 280 km. Mulai berdinas untuk militer Turki pada Juli 2018.

Versi Bora-2 dengan jangkauan yang lebih jauh sedang dalam pengembangan. Bora juga ditawarkan untuk pasar ekspor dengan nama Khan.

Industri pertahanan Turki yang berkembang menjadi landasan kebijakan luar negeri Presiden Recep Tayyip Erdogan yang tegas selama beberapa tahun terakhir, seperti dikutip dari greekreporter (19/10).

Erdogan pada bulan Januari 2022 mengatakan bahwa Turki bertujuan untuk menjadi sepenuhnya mandiri dalam mengembangkan dan memproduksi peralatan dan sistem militer.

Turki telah mengurangi ketergantungannya pada impor senjata, menurunkannya sebesar 59 persen dalam periode lima tahun 2016-2020, dibandingkan dengan 2011-2015.

Menurut Database Transfer Senjata SIPRI, Turki adalah pengekspor senjata konvensional utama terbesar ke-12 di dunia selama periode 2017-21, meningkat 31% dibandingkan dengan 2012-16.

Pelanggan terbesarnya adalah Turkmenistan (16% dari ekspor Turki), Oman (16%), dan Qatar (14%). Ekspor senjata konvensional utama Turki sebagian besar terdiri dari kendaraan lapis baja, kapal, dan rudal.

Dalam beberapa tahun terakhir, Turki telah menjadi pemain utama di pasar internasional untuk drone bersenjata, terutama dengan Bayraktar TB2.

Dikawasan Asia Tenggara, Malaysia menjadi mitra perusahaan pertahanan FNSS dalam pengembangan panser DefTech AV8 Gempita dan tank medium Pindad Harimau dengan Indonesia.

-RBS-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *