AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Turki tidak akan menerima syarat apa pun untuk memperoleh jet tempur F-16 Viper (F-16V) dari Amerika Serikat.
Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar mengatakan hal itu pada hari Jumat saat diwawancari oleh televisi Turki.
Akar beralasan, lobi Yunani dan RUU yang disetujui oleh anggota parlemen Amerika hanya menciptakan rintangan baru untuk setiap pembelian sistem persenjataan oleh Turki.
“Kami ingin memperjelas bahwa kami tidak akan menerima ini. Kami mengevaluasi bahwa ini dapat ditingkatkan dengan pekerjaan yang harus dilakukan di Gedung Putih dan Senat,” ujarnya seperti diberitakan Daily Sabah.
Akar meyakini, sejauh ini tidak ada tanda-tanda bahwa proses pengadaan F-16V akan mengalami penundaan atau membuatnya bersyarat.
Dia mengatakan negosiasi antara delegasi militer kedua belah pihak terus berlanjut seperti yang diharapkan dan mereka saat ini sedang membahas rincian teknis.
“Kami sedang mempelajari apa yang mungkin secara teknis mengenai radar, sistem peperangan elektronik, dan simulasi di pesawat baru yang akan kami beli,” jelas dia.
Tiga pertemuan telah diselenggarakan sejauh ini di Turki pada bulan Januari-Maret 2022.
Presiden AS Joe Biden mengatakan, dia akan bekerja untuk meyakinkan anggota parlemen untuk mengirimkan jet F-16 untuk angkatan udara Türkiye.
Delegasi Turki terbang ke Washington pada 15 Agustus untuk menindaklanjuti janji Biden tersebut.
Turki pada bulan Oktober tahun lalu telah mengajukan permintaan untuk membeli 40 pesawat tempur F-16 terbaru dan hampir 80 peralatan modernisasi untuk meningkatkan armadanya yang sudah tua. Nilai kesepakatan itu ditaksir mencapai 6 miliar USD.
Penjualan senjata AS ke Turki menjadi perdebatan setelah Ankara mengakuisisi sistem rudal pertahanan S-400 buatan Rusia.
Anggota Parlemen AS mengatakan, F-16V boleh dijual ke Turki dengan syarat Ankara tidak akan menggunakannya untuk melanggar kedaulatan wilayah udara Yunani.
-Jaden-