AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Angkatan Udara India (IAF) telah memutuskan untuk memensiunkan seluruh armada MiG-21 dan MiG-29 Soviet paling lambat tahun 2027.
Sementara jet tempur modern Su-30MKI yang jumlahnya lebih dari 270 unit dimiliki IAF, tetap dipertahankan karena pesawat ini dinilai berkinerja tinggi dan memuaskan.
Su-30MKI (NATO: Flanker-H) kompatibel dengan berbagai amunisi canggih yang ada di pasaran, baik buatan Rusia maupun buatan Eropa Barat.
Pesawat dilengkapi dengan 12 cantelan persenjataan eksternal yang mampu membawa hingga enam rudal udara ke udara jarak menengah dan senjata anti-permukaan.
Untuk kemampuan anti-permukaan jarak jauh, pesawat dapat dilengkapi dengan dua rudal berpemandu TV seperti Kh-29, Kh-31A, atau Raduga Kh-59M. Juga, rudal jelajah antikapal jarak jauh Kh-32.
Sementara untuk senjata internal, pesawat dilengkapi meriam kaliber 30 mm GSH-301 dengan 150 butir amunisi.
Selain itu, India memodernisasi Su-30MKI sehingga dapat membawa rudal udara ke udara jarak jauh buatan dalam negeri Astrai dan juga rudal jelajah antikapal BrahMos.
Langkah memodernisasi Su-30MKI mulai dilakukan India pada tahun 2004 melalui kesepakatan dengan Rusia untuk memproduksi di dalam negeri rudal Novator K-100. Rudal ini dirancang untuk menembak jatuh pesawat peringatan dini dan kontrol udara (AEW&C) dan C4ISTAR.
Meski awalnya tidak dirancang untuk membawa senjata nuklir atau strategis, India kemudian mempertimbangkan untuk mengintegrasikan versi peluncuran udara rudal Nirbhay berkemampuan nuklir pada Su-30MKI.
Pada Mei 2010, Rusia mendapatkan kontrak dari India untuk meningkatkan 40 Su-30MKI dengan radar baru, komputer onboard, sistem peperangan elektronik, dan kemampuan untuk membawa rudal jelajah BrahMos.
Dua prototipe pertama dengan upgrade “Super-30” dikirimkan ke IAF pada tahun 2012. Rudal Brahmos terintegrasi pada Su-30MKI dan memberikan kemampuan untuk menyerang target darat dari jarak sekitar 300 km.
Pada 25 Juni 2016, HAL melakukan uji terbang pertama Su-30MKI yang dilengkapi dengan rudal BrahMos-A dari Nashik, India.
Peluncuran udara pertama BrahMos dari Su-30MKI tersebut berhasil dilakukan pada 22 November 2017.
India selanjutnya meningkatkan pesawat tempur Su-30MKI dengan radar Phazotron Zhuk-AE Active Electronically Scaned Array (AESA) Rusia.
Radar pita X ini dapat melacak 30 target udara dalam mode pelacakan sambil memindai dan menyerang enam target secara bersamaan dalam mode serangan.
Teknologi AESA menawarkan peningkatan kinerja dan keandalan dibandingkan dengan radar array yang dipindai secara mekanis secara tradisional.
Kementerian Pertahanan India mengusulkan beberapa upgrade untuk Su-30MKI ke Parlemen India, termasuk pemasangan radar AESA Phazotron Zhuk-AE Rusia mulai tahun 2012.
Selama percobaan MMRCA radar Zhuk-AE AESA menunjukkan kemampuan yang signifikan, termasuk mode pemetaan tanah dan kemampuan untuk mendeteksi dan melacak target udara.
Sementara itu di tahun 2011 dalam pertunjukan udara MAKS, ketua Irkut Alexy Fedorov menawarkan paket peningkatan dengan radar yang ditingkatkan, dan mengurangi tingkat ketangkapan radar ke armada India untuk menjadikan Su-30MKI sebagai Super Sukhoi.
Setahun berikutnya pada tahun 2012, upgrade dari 80 Su-30MKI dilakukan yaitu melengkapi pesawat dengan rudal stand-off berjarak jangkauan 300 km.
Pada tahun 2011, India mengeluarkan permintaan informasi kepada MBDA untuk integrasi rudal serangan permuykaan Brimstone dan rudal udara ke udara jarak jauh Meteor.
Pada bulan Februari 2017, dilaporkan bahwa Su-30MKI juga akan ditingkatkan dengan mesin turbofan AL-41F, sama seperti yang ada di Sukhoi Su-35.
Di tahun yang sama, New Delhi menyetujui proposal untuk melengkapi Su-30MKI dengan pod pengintaian baru.
Selain rudal dari Barat, India melakukan kerja sama dengan Israel untuk integrasi rudal Derby.
Pada bulan September 2019, rudal Astra menjalani beberapa uji coba penggunaan oleh Angkatan Udara India untuk memvalidasi kemampuan mematikannya pada Su-30MKI dan berhasil.
Dengan beragam peningkatan kemampuannya tersebut, Su-30MKI patut diwaspadai karena jet tempur ini jauh kemampuannya dari standar Su-30MK pada umumnya.
-Poetra-

