Armored Vehicle

2S43 Malva, sistem SPH beroda ban pertama dari Rusia

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Militer Rusia sebelumnya lebih mengandalkan sistem artileri medan jenis SPH (self propelled howitzer) beroda rantai peninggalan era Uni Soviet seperti 2S1 Gvozdika 122 mm, 2S5 Giatsint-s 152 mm, 2S7 Pion 203 mm, dan 2S19 Msta 152 mm.

Belakangan juga mengembangkan SPH berbasis roda ban. Memang sedikit tertinggal, karena sistem berbasis truk 6X6 atau 8X8 telah banyak beredar seperti diantaranya buatan Perancis, Serbia dan China.

Kelebihan SPH beroda ban dibandingkan beroda rantai (tracked) adalah bobotnya yang lebih ringan dan kemampuan manuver yang lebih lincah.

SPH beroda ban juga bisa langsung digerakkan dengan cepat ke titik tujuan, sedangkan SPH beroda rantai harus digeser menggunakan truk/kereta api untuk mobilisasi jarak jauhnya.

Industri pertahanan Rusia sendiri baru meluncurkan sistem SPH berbasis truk ini pada pertengahan Juli 2020 dengan melansir 2S43 Malva.

Dikembangkan oleh Burevestnik Central Research Institute, sebuah divisi dari Uralvagonzavod yang sekarang merupakan bagian dari perusahaan negara Rostec.

Kendaraan pengusung meriam 2S43 Malva didasarkan pada sasis truk militer BAZ-6010-027 berpenggerak 8X8 yang diproduksi oleh Pabrik Mobil Bryansk.

Sementara untuk persenjataan utamanya mengusung howitzer kaliber 152 mm yang ditempatkan di belakang bak truk.

Layaknya SPH modern lainnya, 2S43 Malva juga mengadopsi sistem pemuatan munisi semi otomatis dengan laju tembakan 8 ronde per menit.

2S43 Malva dapat diandalkan untuk menghancurkan pos komando, pusat komunikasi, pangkalan tank dan panser, bunker dan barak prajurit, depot BBM, situs sistem pertahanan udara, juga hanggar pesawat dan landasan pacu.

-RBS-

Rangga Baswara Sawiyya

Born of an air force family in Abdulrachman Saleh AFB, Malang. Fascinated with weaponry, automotive and action figures since childhood. The first article about the plane was published in HAI teen magazine when was being high school student. Wrote several articles about weaponry for Pikiran Rakyat newspaper and became a freelancer for Angkasa and Commando magazines from 2008 to 2017. Then joined Airspace Review and being as contributor for Langit Biru magazine since 2017

Recent Posts

Almaz-Antey dan Belarus menandatangani kontrak pemeliharaan sistem pertahanan udara, termasuk S-400 dan Tor-M2

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…

6 hours ago

Inggris mengizinkan Turkiye untuk mengintegrasikan persenjataan buatan dalam negeri ke jet tempur Typhoon

AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…

7 hours ago

Jet tempur KF-21 Boramae akan dilengkapi sistem IFF buatan BAE Systems

AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…

9 hours ago

Spanyol produksi kendaraan tempur FEROX 6X6, berdasarkan lisensi dari EDGE Group Uni Emirat Arab

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…

12 hours ago

Perluas kemampuan serangan jarak jauhnya, militer Estonia akuisisi K239 Chunmoo MLRS dari Korea Selatan

AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…

12 hours ago

Jepang mengakuisisi pesawat latih T-6 Texan II dari Textron, pengiriman dimulai tahun 2029

AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…

12 hours ago