Mengenal rudal panggul antipesawat MERAPI, hasil Litbang dalam negeri

Rudal Antipesawat MERAPIUAD

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Pada 22 November 2018 silam, bertempat di lapangan tembak laboratorium milik Dislitbang TNI AD (Dislitbangad) di Buluspesantren, Kebumen, Jawa Tengah, telah dilakukan serangkaian uji fungsi rudal yang diberi nama MERAPI.

Rudal buatan Dislitbangad bekerja sama dengan Pusat Riset CIRNOV Universitas Ahmad Dahlan (UAD) ini mampu menunjukkan performansi manuver rudal tiap-tiap komponen yang ada melalui alat telemetri yang dipasang di dalam rudal tersebut.

Seperti dilansir dari uad.ac.id, alat telemetri yang memberikan informasi rudal sewaktu terbang dengan gerakan rolling (berputar), yawing (menggeleng), dan pitching (mengangguk), juga ketinggian, kecepatan, dan lain-lain, dapat diperoleh meskipun dalam kondisi hentakan yang cukup besar (melebihi 14 G).

Keberhasilan alat ini menjadi dasar diperolehnya data-data riil rudal selama terbang sehingga karakteristik rudal dapat diketahui dengan lebih baik dan akurat.

Rudal memiliki kecepatan awalan penembakan 650 km/jam, yang selanjutnya akan ditingkatkan untuk mampu melesat melebihi kecepatan suara.

Untuk pendorong roketnya dibuat oleh Poltekad melalui uji-uji yang intensif selama bertahun-tahun.

Kecepatan rudal mampu untuk merontokkan pesawat tempur, helikoper, pesawat angkut serta sasaran udara lainnya seperti drone yang terbang pada ketinggian rendah.

Pada tahap awal uji tembak MERAPI masih menggunakan sasaran di udara berupa flare yang menghasilkan radiasi sinar infra merah yang dibawa terbang oleh drone.

Selama uji, sistem pencari/seeker rudal telah dapat bekerja aktif serta mengirimkan sinyal secara sangat cepat ke sistem kendali rudal yang diikuti dengan gerakan manuver canard (sirip kendali) dan rudal melakukan pengejaran target.

Teknologi seeker sebagai bagian pencari target sangat lazim digunakan untuk rudal dalam meningkatkan akurasi mengejar dan mengunci sasaran seperti pesawat, juga helikopter yang menghasilkan radiasi sinar infra merah melalui panas mesin yang ada.

Proses pembuatan rudal dilakukan dengan urut-urutan uji statis terukur yang dilakukan sebelumnya untuk subsistem seeker, kendali, canard, pendorong roket, serta rudal utuh di dalam terowongan angin.

Penguasaan teknologi rudal yang sangat kompleks oleh Dislitbangad ini juga diharapkan mampu menangani rudal-rudal TNI yang sudah expired dan modifikasi yang sesuai dengan kebutuhan.

Pembuatan rudal antipesawat tersebut menggunakan teknik Fire and Forget, yaitu rudal ditembakkan ke sasaran kemudian secara otomatis rudal akan mengunci dan mengejar sasaran tanpa dipandu operator.

Dengan teknik ini, akan sangat aman dan praktis bagi penembak untuk dapat melakukan manuver gerakan personal selanjutnya dalam peperangan.

Teknologi seeker yang ada tidak memungkinkan rudal dikacau/dimatikan oleh musuh seperti halnya jika menggunakan panduan radar atau satelit (GPS).

Kandungan lokal pembuatan rudal MERAPI sangat tinggi, lebih dari 70 persen sehingga relatif aman jika diancam embargo oleh negara lain.

Pengoperasional MERAPI juga relatif sederhana, sesuai karakter TNI serta harga produksi yang diestimasi nantinya jauh lebih rendah dibanding pembelian rudal impor yang biasanya dibarengi dengan persyaratan tertentu.

Berat rudal panggul MERAPI sendiri cukup ringan yaitu sekitar 10 kg sehingga mudah dibawa ke mana-mana oleh tentara.

Setelah November 2018, uji tembak lanjutan MERAPI kembali dilakukan di lapangan tembak Air Weapon Range (AWR) TNI AU di Pandanwangi, Lumajang, pada 27‒28 Desember 2021.

Uji tembak dilabeli “Konser Akhir Tahun 2021” untuk mengevaluasi performansi tiap-tiap subsistem rudal untuk pematangan penguasaan pembuatan teknologi rudal, peningkatan kemampuan rudal, serta persiapan hasil produksi riset untuk industri.

Evaluasi meliputi performansi roket pendorong, struktur aerodinamik sirip belakang (fin-tail), sirip depan (canard), penjejak (seeker) yang menggunakan teknologi inframerah, peluncur tabung, dan lain-lain.

Untuk dapat dipanggul, rudal harus dimasukkan ke dalam tabung peluncur.

Untuk itu canard dan fin-tail harus dapat dilipat sehingga setelah rudal ditembakkan dari peluncur, semua sirip-sirip tersebut akan membuka untuk melakukan fungsi aerodinamiknya menuju sasaran.

Bahan propelan roket pendorong dibuat oleh PT Dahana dengan komposisi khusus yang dirancang bagi mendukung rudal kaliber 70 mm tersebut.

Dari hasil uji tembak yang dilakukan, diperoleh konsistensi yang tinggi mengenai performansi roket pendorong rudal selain jarak jangkau langsung ke sasaran dapat mencapai 3.000 m.

-RBS-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *