USAF batasi pesawat tanker konvensional cukup 455 unit

USAF KC-46A PegasusUSAF

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Keberadaan pesawat tanker sangat vital untuk mendukung operasi pertempuran udara, khususnya guna mendukung pesawat-pesawat tempur tetap berada di udara tanpa harus turun ke darat karena kehabisan bahan bakar.

Negara-negara yang memiliki pesawat tanker udara, dapat mendukung misi pesawat tempurnya sangat jauh bahkan hingga penerbangan lintas benua.

Meski demikian, seiring perkembangan zaman, para insinyur pun sudah memilikirkan bahwa pesawat tanker yang mudah terdeteksi keberadaannya dapat menjadi sasaran tembak musuh.

Sebab, berbeda dengan pesawat tempur yang bisa terbang lincah apalagi berteknologi siluman, pesawat tanker bisa menjadi sasaran yang diutamakan agar tidak bisa mendukung pesawat tempur di udara.

Terkait keberadaan pesawat tanker, sejauh ini Angkatan Udara AS merupakan satuan yang memiliki pesawat tanker terbanyak, mencapai lebih dari empat ratus unit.

Belum lama ini, Menteri Angkatan Udara AS Frank Kendall mengungkapkan rencana mereka kepada Kongres untuk mengurangi jumlah armada tanker hanya menjadi 455 unit saja dari rencana 479 unit.

Sebelumnya, Kongres telah menyetujui anggaran untuk 479 unit pesawat tanker ketika mengesahkan Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional pada tahun 2019.

Spesifikasi ini didasarkan pada studi TRANSCOM 2018 yang mengidentifikasi ukuran armada minimum yang harus dipertahankan militer AS untuk mengatasi konflik baru.

Pada akhir 2021 Angkatan Udara AS telah menambah armada tanker mereka menjadi 490.

Menurut Kendall seperti dikutip Defense News, kapasitas kapal tanker minimal 455 sudah “memadai” untuk merespons ancaman dari China.

Selain itu, Kendall juga mencatat bahwa Angkatan Udara memiliki kekhawatiran yang berkembang bahwa kapal tanker yang ada dapat dengan mudah menghadapi ancaman serangan yang meningkat dalam situasi pertempuran. “Secara efektif, mereka bisa ditembak jatuh”.

Merancang kapal tanker yang lebih tepat, kata Kendall, yang lebih mampu menangani situasi pertempuran tentu saja merupakan pertanyaan sentral yang terus ditanyakan Angkatan Udara.

Meski demikian, belum terbayangkan seperti apa generasi tanker berikutnya dan bagaimana mereka seharusnya bekerja.

-Poetra-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *