AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Salah satu negara ASEAN mengadakan kontrak pengadaan howitzer dari Elbit Systems, Israel.
Perusahaan pada akhir Maret lalu mengumumkan bahwa mereka telah dikontrak untuk mengirimkan sistem persenjataan senilai 130 juta dolar untuk tenggat 2,5 tahun.
Perusahaan menolak untuk mengungkapkan identitas pelanggan.
Dua negara di ASEAN berkemungkinan mengadakan sistem persenjataan dari Israel. Keduanya adalah Thailand dan Filipina.
Thailand, tulis Asia Military Review, pada awal 2019 telah menyatakan niatnya untuk memperluas kolaborasinya dengan Elbit Systems untuk pengadaan sistem mortir dan howitzer yang diproduksi secara lokal untuk Angkatan Darat dan Korps Marinir.
Ini termasuk Autonomous Truck-Mounted Mortar (ATMM) yang menampilkan sistem mortar Spear 120 mm milik Elbit di atas truk Tata 4X4.
Kemudian Autonomous Truck-Mounted Gun (ATMG) yang mengintegrasikan mesin ATMOS 155 mm/52 SPH pada truk Tatra 6X6.
ATMM dan ATMG saat ini sedang diproduksi oleh Divisi Produksi Artileri dan Mortar dari Pusat Produksi Senjata (WPC) dengan didukung oleh transfer teknologi dari Elbit.
Angkatan Darat Kerajaan Thailand dan Elbit juga sebelumnya menyatakan minatnya untuk kolaborasi lebih lanjut, tetapi detailnya belum diumumkan.
Kandidat lain yang mungkin adalah Filipina.
Manila sebelumnya telah menerima pengiriman 12 unit SPH 155 mm/52 ATMOS melalui kontrak senilai 46 juta USD yang diumumkan pada April 2020. Negeri ini juga memesan sistem mortar self-propelled M125A2 120 mm.
Filipina merupakan salah satu negara pelanggan regional utama untuk Elbit Systems.
Manila telah mengakuisisi tank ringan Sabrah ASCOD II dan kendaraan roda Sabrah Pandur II milik perusahaan, serta berbagai kendaraan udara tak berawak seperti Hermes 450 dan Hermes 900, serta platform Skylark LEX dan Skylark 3.
-Poetra-

