Tank Harimau versi produksi telah menampakkan diri

Tank Harimau
ROE

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Pada gelaran pameran pertahanan internasional IDEF 2019 di Turki, Indonesia menyepakati untuk mengakuisisi sebanyak 18 unit tank medium Kaplan yang di Indonesia mendapatkan nama Harimau ini.

Sementara kontrak pembeliannya dilakukan pada 13 April 2019 di Bandung antara Kementerian Pertahanan RI dengan PT Pindad dengan nilai mencapai 135 juta dolar AS.

Proses produksi serial pertama tank Harimau dilakukan di fasilitas FNSS sebanyak 10 unit.

Kini beredar di media sosial foto penampakan tank Harimau tersebut di fasilitas pabrik Turki.

Dalam produksi serial pertama ini, melibatkan partisipasi insinyur PT Pindad dan personel dari pengguna akhir yakni TNI AD.

Sedangkan delapan sisanya akan diproduksi di fasilitas pabrik PT Pindad yang berada di Kiaracondong, Bandung.

Tank Harimau ini akan digunakan oleh Batalyon Kavaleri TNI AD, didaulat menggantikan AMX-13 buatan Prancis yang mulai uzur.

Untuk jangka panjangnya, tank Harimau juga akan menggantikan tank ringan Scorpion buatan Inggris secara bertahap.

Mengenai spesifikasinya, tank Harimau memiliki panjang total termasuk kanon 9,1 m. Sementara badannya saja 6,9 m, lebar 3,3 m, dan tinggi 2,4 m.

Untuk mengoperasikan tank Harimau dibutuhkan tiga awak yakni komandan, pengemudi, dan operator senjata.

Sebagai alat pemukul, tank Harimau dilengkapi kubah (turret) buatan CMI, Belgia dengan senjata utama kanon Cockerill 105 mm HP (high pressure). Sebagai senjata sekunder berupa senapan mesin 7,62 mm koaksial.

Tank berbobot 32-35 ton ini digerakkan menggunakan mesin diesel Caterpillar C13 berdaya 711 hp dan dibekali lima transmisi otomatis Allison/Caterpillar X300.

Sang Harimau dapat berlari kencang di jalan datar maksimum 76 km/jam dengan jangkauan jelajah mencapai 450 km.

-RBS-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *