India segera terima S-400 dari Rusia, CAATSA akan berlaku atau tidak?

S-400 TriumfIstimewa

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Salah satu pertanyaan publik perihal segera diterimanya sistem pertahanan udara jarak jauh S-400 Triumf oleh India dari Rusia adalah, apakah Amerika Serikat (AS) akan memberlakukan CAATSA (Countering America’s Adversaries through Sanctions Act) terhadap New Delhi sebagaimana hal itu telah diberlakukan Washington kepada Turki.

Undang-undang yang yang akan menerapkan sanksi bagi negara yang membeli sistem persenjataan dari Rusia ini, diberlakukan oleh AS sejak 2017.

CAATSA memberikan wewenang hukuman ekonomi kepada entitas yang membeli sistem persenjataan dari industri pertahanan Rusia.

Seperti kita ketahui, Turki merupakan contoh negara yang telah mendapatkan ganjaran CAATSA dari Paman Sam akibat membeli sistem S-400 dari Rusia. Washington tidak memberikan ampun kepada Ankara atas pembelian sistem rudal darat ke udara yang dapat menghancurkan sasaran terbang hingga jarak 400 km itu.

Sesaat setelah Turki menerima pengiriman S-400 dari Rusia pada Juli 2019, AS langsung mengeluarkan Turki dari keanggotaan Program F-35.

Pembelian jet tempur siluman F-35 oleh Turki pun langsung dibatalkan. Padahal, Turki telah berniat untuk membeli 100 F-35 yang dibuat oleh Lockheed Martin ini. Beberapa unit F-35 Turki yang digunakan untuk pelatihan pilot di AS pun ditarik kembali oleh Washington.

Industri kedirgantaraan Turki sendiri merupakan penyuplai komponen F-35. Dengan diberlakukannya CAATSA ini, peran Turki sebagai salah satu produsen dan penyuplai komponen F-35 pun akan disetop sepenuhnya untuk digantikan oleh negara lainnya.

Diberlakukannya CAATSA juga menyebabkan seluruh pilot hingga personel teknik Angkatan Udara Turki yang sedang melaksanakan pelatihan di Amerika langsung diusir dan tidak diperbolehkan lagi masuk ke pangkalan-pangkalan udara AS.

Demikian kerasnya sanksi yang diberikan oleh AS, belakangan keinginan Turki untuk menambah 40 jet tempur F-16 dari AS pun terkesan “ditunda-tunda” oleh pemerintah AS.

Presiden Biden yang berbicara langsung dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di KTT G-20 di Roma, Italia pada 31 Oktober 2021 mengatakan, ada proses yang harus dilalui di AS untuk setiap pembelian sistem persenjataan termasuk jet F-16.

Lalu, sekarang bagaimana dengan India?

India persis melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan oleh Turki, yaitu membeli sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia.

Pertanyaanya apakah CAATSA ini akan diberlakukan juga oleh AS kepada India?

Hingga saat ini pemerintah AS sendiri ternyata belum membuat keputusan. Hal ini disampaikan oleh Departemen Luar Negeri AS pada pekan ini.

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan, pemerintahan Presiden Joe Biden belum membuat keputusan apakah akan memberlakukan CAATSA kepada India atau tidak.

Namun ia menandaskan bahwa pada dasarnya CAATSA tidak memiliki ketentuan pengabaian khusus kepada negara tertentu.

Ia menegaskan, pemerintah AS mendesak semua para sekutu dan mitra AS untuk menghentikan transaksi dengan Rusia.

“Kami mendesak semua sekutu dan mitra kami untuk menghentikan transaksi dengan Rusia karena hal itu berisiko memicu sanksi CAATSA,” ujar juru bicara yang meminta namanya tidak disebutkan tersebut.

Ditambahkan, pada dasarnya AS tetap berharap kemitraan pertahanan dengan India dapat terus berlanjut.

Media mencermati, sejauh ini India memiliki kemitraan yang kuat dengan AS, khususnya dalam beberapa tahun terakhir.

India merupakan salah satu negara pembeli produk-produk pertahanan AS dalam jumlah yang banyak. Termasuk di antaranya pesawat angkut C-17 Globemaster III, pesawat patroli maritim P-8I Poseidon, C-130J Super Hercules, helikopter AH-64E Apache, CH-47F(I) Chinook, dan sebagainya.

Sementara itu di sisi yang lain, Rusia telah mengonfirmasi bahwa Moskow telah mulai memasok sistem pertahanan udara S-400 ke India.

Hal itu dikatakan oleh Kepala Layanan Federal Rusia untuk Kerja Sama Teknik-Militer, Dmitry Shugayev di ajang Dubai Airshow 2021 yang baru usai.

Shugayev seperti diberitakan Interfax menyatakan bahwa proses pengiriman pertama sistem S-400 kepada India sudah dimulai. India akan menerima sistem ini pada akhir tahun.

New Delhi dan Moskow menandatangani kesepakatan pembelian sistem S-400 senilai 5,5 miliar dolar AS pada 2018.

Berkaca pada pengalaman Turki, Paman Sam akan menjatuhkan sanksi CAATSA tepat ketika sistem S-400 diterima oleh Turki.

Apakah hal yang sama akan dialami oleh India? Bisa saja demikian. Namun banyak juga yang skeptis bila AS akan memberlakukan CAATSA terhadap India.

Sebab, bila hal itu dilakukan maka AS akan kehilangan negara dan mitra potensi besarnya lagi seperti halnya Turki.

Lebih-lebih India, selain getol membeli beragam alutsista, juga menjadi mitra strategis dalam menghadapi pergolakan politik dunia dengan China.

-RNS-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *