Air Force

USAF pertimbangkan untuk mengganti E-3 Sentry dengan E-7 Wedgetail

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) mempertimbangkan untuk mengganti pesawat AWACS (Airborne Warning and Control System) E-3 Sentry dengan pesawat AWACS yang berukuran lebih kecil yaitu E-7 Wedgetail.

Hal ini sebagai alternatif tercepat untuk mendapatkan pilihan daripada memulai sesuatu yang baru sambil menunggu layanan kemampuan berbasis ruang angkasa.

Hal itu dikatakan oleh Kepala Staf USAF Jenderal Charles Q Brown, Jr kepada para wartawan di konferensi tahunan Air, Space & Cybver Foundation.

“Ini adalah pilihan untuk mendapatkan kemampuan lebih cepat daripada jika mari kita mulai lagi dari awal,” ujar Brown seperti dikutip media.

Ditambahkan, dengan memperhatikan anggaran tahun 2023, pihaknya saat ini sedang melakukan tinjauan internal.

“E-7 adalah platform yang bagus. Pesawat ini diterbangkan oleh Royal Australian Air Force dan juga Royal Air Force.”

Seperti diketahui, Boeing awalnya membangun E-7 Wedgetail atas pesanan dari RAAF. Penandatangan kontrak pembelian pesawat ini dilaksanakan pada 1999.

Selain Angkatan Udara Australia dan Inggris, Angkatan Udara Turki dan Korea Selatan juga menggunakan pesawat ini.

E-7 Wedgetail dibangun berdasarkan basis pesawat Boeing 737-700ER. Sedangkan E-3 Sentry dibangun dari basis pesawat Boeing 707-300.

RAAF mulai menggunakan E-7 Wedgetail sepuluh tahun kemudian, yakni pada 2009.

Brown mengatakan, dia telah berbicara langsung dengan Kepala RAAF dan kepala RAF tentang kemampuan tersebut.

Meski demikian diakui, USAF memang belum memulai pembicaraan dengan Boeing selaku pembuat pesawat tersebut karena masih menunggu keputusan anggaran.

Di masa depan, lanjutnya, konsep untuk melacak target udara dan darat yang bergerak akan dipindahkan ke sistem berbasis ruang angkasa.

Saat ini, Wedgetail dinilai bisa mengisi celah sementara ke arah itu.

RNS

RNS

Recent Posts

Almaz-Antey dan Belarus menandatangani kontrak pemeliharaan sistem pertahanan udara, termasuk S-400 dan Tor-M2

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…

5 hours ago

Inggris mengizinkan Turkiye untuk mengintegrasikan persenjataan buatan dalam negeri ke jet tempur Typhoon

AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…

6 hours ago

Jet tempur KF-21 Boramae akan dilengkapi sistem IFF buatan BAE Systems

AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…

9 hours ago

Spanyol produksi kendaraan tempur FEROX 6X6, berdasarkan lisensi dari EDGE Group Uni Emirat Arab

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…

11 hours ago

Perluas kemampuan serangan jarak jauhnya, militer Estonia akuisisi K239 Chunmoo MLRS dari Korea Selatan

AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…

11 hours ago

Jepang mengakuisisi pesawat latih T-6 Texan II dari Textron, pengiriman dimulai tahun 2029

AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…

11 hours ago