Ketika dunia diam menonton aksi kekejaman serangan udara Israel

Reuters

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Tujuh hari sejak kekerasan berkobar yang dimulai hari Senin, 10 Mei 2021, Kota Gaza mendapatkan serangan udara terhebat.

Pada Minggu, 16 Mei 2021 itu, tiga gedung dibuat rata dengan tanah oleh bom-bom presisi tinggi yang dilancarkan jet-jet tempur F-15I Ra’am dan F-16I Sufa milik Angkatan Udara Israel (IAF).

Akibat serangan udara dahsyat itu, tercatat 192 warga Palestina telah tewas di Jalur Gaza, termasuk 58 anak-anak di antaranya. Sementara lebih dari 1.200 lainnya terluka.

Di Tepi Barat yang diduduki, pasukan Israel juga telah menewaskan sedikitnya 13 warga Palestina.

Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki dalam pertemuan virtual Dewan Keamanan (DK) PBB menyebut Israel sebagai negara penjajah dan menuduh negeri itu telah melakukan kejahatan perang. Kejahatan terhadap kemanusiaan.

“Beberapa mungkin tidak ingin menggunakan kata-kata ini – kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan – tetapi mereka tahu itu benar,” lantang al-Maliki seperti diberitakan Aljazeera langsung dari Gedung DK PBB.

Al-Maliki menyerukan agar PBB segera bertindak mengakhiri agresi yang dilakukan Israel.

“Bertindaklah sekarang agar kebebasan menang – bukan apartheid,” ujarnya.

Pertemuan virtual di PBB

Pertemuan virtual DK PBB pada hari Minggu (16/5).

Sementara itu, Israel yang mendapatkan serangan 3.000 roket yang diluncurkan kelompok Hamas dari Jalur Gaza melaporkan, sepuluh warganya telah tewas termasuk dua anak-anak.

Disebutkan, banyak dari roket-roket itu berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara Iron Dome Israel.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memohon, kekerasan yang dilakukan oleh kedua belah pihak dapat segera diakhiri. Ia memperingatkan “krisis keamanan dan kemanusiaan yang tidak dapat dikendalikan”.

Al-Maliki sebagai bagian dari Otoritas Palestina, menyuarakan penyesalan atas kematian di pihak Israel. Tetapi ia mendesak DK PBB untuk memeriksa keseimbangan kekuatan.

F-15I Ra'amIAF

F-15I Ra’am IAF bersiap melancarkan serangan udara terhadap Jalur Gaza.

“Israel adalah kekuatan kolonial yang menduduki. Setiap penilaian atas situasi yang tidak memperhitungkan fakta fundamental ini adalah bias,” ujarnya.

Berlawanan dengan al-Maliki, Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan mengecam serangan roket Hamas ke Israel seperti yang direncanakan sebelumnya. Ia mengatakan, tindakan itu telah direncanakan.

“Itu benar-benar direncanakan oleh Hamas untuk merebut kekuasaan politik,” ujar Erdan.

Dia mengatakan Hamas telah meningkatkan ketegangan karena manuver politik internal Palestina setelah Presiden PA Mahmoud Abbas menunda pemilihan yang telah lama ditunggu-tunggu.

Berbeda dengan penilaian Erdan, sebelumnya kelompok Hamas mengatakan, tembakan roket-roketnya ke Israel adalah sebagai tanggapan atas pasukan Israel yang berulang kali menduduki kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur di tengah ketegangan tinggi atas tindakan Israel mengusir secara paksa keluarga Palestina di kota itu untuk memberi jalan bagi pemukim Israel.

Namun demikian, Erdan tidak mempercayai hal itu.

“Apakah Anda benar-benar percaya bahwa sengketa properti inilah yang menyebabkan Hamas melancarkan serangan besar-besaran terhadap orang-orang Israel?” tanya Erdan.

Dia berterima kasih kepada Amerika Serikat, yang telah menunda sesi DK PBB dan meminta badan dunia itu untuk mengutuk Hamas.

“Hamas menargetkan warga sipil; Israel menargetkan teroris,” ujar Erdan.

Guterres menyerukan gencatan senjata segera antara kedua kelompok. Ia mengatakan permusuhan antara kedua pihak tersebut sangat mengerikan.

DK PBB telah bertemu secara pribadi dua kali minggu lalu karena kekerasan yang memburuk.

Namun sejauh ini DK PBB tidak dapat menyetujui pernyataan publik, karena AS – sekutu kuat Israel – tidak percaya hal itu akan membantu.

Bom JDAMIAF

Sementara itu, China menyuarakan penyesalannya bahwa AS telah memblokir pernyataan DK PBB tentang kekerasan Israel-Palestina. China mendesak upaya internasional yang lebih besar untuk menghentikan pertumpahan darah.

“Kami meminta AS untuk memikul tanggung jawabnya, mengambil posisi yang adil, dan bersama dengan sebagian besar komunitas internasional mendukung Dewan Keamanan dalam meredakan situasi,” kata Menteri Luar Negeri China Wang Yi yang memimpin pertemuan hari Minggu.

AS mengatakan kepada DK PBB, bahwa mereka telah menjelaskan kepada Israel, Palestina dan lainnya. AS siap untuk menawarkan dukungan jika pihak-pihak tersebut mengupayakan gencatan senjata.

“Amerika Serikat telah bekerja tanpa lelah melalui saluran diplomatik untuk mencoba mengakhiri konflik ini,” kata Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield.

Ia menambahkan, AS percaya Israel dan Palestina sama-sama memiliki hak untuk hidup dalam keselamatan dan keamanan.

Kekuatan tidak imbang

Melihat tayangan-tayangan langsung serangan udara yang dilakukan oleh Israel terhadap Jalur Gaza, dengan alasan untuk menghancurkan kelompok-kelompok Hamas, terlihat bahwa kekuatan kedua pihak yang bertikai tidak seimbang.

Israel dengan kekuatan udaranya yang besar dan canggih dengan leluasa berhasil membombardir gedung-gedung maupun perumahan serta terowongan bawah tanah yang dianggap sebagai tempat persembunyian maupun kegiatan kelompok Hamas.

Angkatan Udara Israel (IAF) melalui akun media sosialnya mengunggah video-video penembakan presisi dari pesawat-pesawat tempur mereka.

Korban tewas Palestina akibat serangan udara IsraelKhalil Hamra/AP

Korban tewas warga Palestina akibat serangan udara Israel.

Selain itu, IAF juga memperlihatkan foto-foto bom yang disebut digunakan untuk menghancurkan sasarannya di Jalur Gaza.

Gedung-gedung yang ditembak runtuh hanya dalam hitungan detik.

Pada saat itu, jurnalis-jurnalis ikut menyabung nyawa dengan melaporkan langsung dari wilayah dekat serangan.

Sementara dunia diam tak berkutik dan hanya bisa mengecam kekejaman Israel. Sedangkan tindakan nyata belum dilakukan, utamanya oleh PBB.

RNS

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *