AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Tiga kapal perang Angkatan Laut Rusia bersandar di Dermaga Jamrud Utara, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya pada Senin, 14 Desember 2020. Ketiga kapal tersebut adalah kapal penjelajah rudal Varyag, kapal perusak Admiral Panteleyev, dan kapal tanker Pechenga.
Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) V memberitakan, kedatangan tiga kapal perang Rusia dalam rangka Development of Military Cooperation Refill of Stock di Surabaya.
Asisten Operasi Komandan Lantamal V Kolonel Laut (P) Bimo Sutopo menyambut kedatangan ketiga kapal dari Negeri Beruang tersebut.
Dikatakan, kapal-kapal tersebut akan bersandar di Tanjung Perak hingga 17 Desember 2020. Kapal melaksanakan pengisian bekal logistik sebelum melanjutkan pelayarannya.
Pada acara penyambutan (merplug) armada kapal Rusia, Lantamal V mengerahkan satu peleton Perwira Lantamal V, satu peleton Bintara, dan pasukan dari Satuan Musik Lantamal V.
Sementara itu di hari yang sama Kementerian Pertahanan Rusia memberitakan, satu detasemen kapal perang Armada Pasifik dari Ordo Pengawal Nakhimov telah tiba di Surabaya Indonesia.
Detasemen kapal tersebut terdiri dari tiga kapal seperti yang telah disebut di atas.
Detasemen armada Pasifik meninggalkan Vladivostok pada 1 November 2020 untuk melakukan tugas di kawasan Asia-Pasifik.
Kedatangan tiga kapal Rusia untuk bersandar di pelabuhan Indonesia bukan untuk pertama kalinya. Pada Mei 2017 sejumlah kapal Rusia termasuk Varyag bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Dalam kesempatan transit itu, Varyag sekaligus melaksanakan open ship bagi masyarakat.
Kapal Soviet di era Perang Dingin
Kepal penjelajah rudal Varyag (011) terlahir dari kapal penjelajah kelas Slava yang dibangun Uni Soviet semasa Perang Dingin. Dari rencana 10 kapal yang akan dibangun kala itu hanya tiga yang terealisasi, yaitu Slava, Admiral Flota, dan Chervona Ukrayina.
Bubarnya Uni Soviet, menjadikan kapal ini jatuh ke tangan Rusia. Nama ketiga kapal pun diganti menjadi Moskva, Marsekal Ustinov, dan Varyag.
Peletakan lunas pertama kapal Varyag dilaksanakan pada 1979. Kapal ini diluncurkan ke laut pada 1983 dan mulai berdinas di Armada Pasifik Rusia pada 16 Oktober 1989.
Pada 2008, Varyag menjalani perbaikan besar menjadikannya sebagai elemen kapal perang modern Rusia. Kapal ini mampu dapat melaju di atas permukaan laut dengan kecepatan 32 knot dan menempuh jarak hingga 3.000 mil laut.
Varyag diawaki oleh 480 orang dan membawa satu helikopter Angkatan Laut Ka-25 atau Ka-27 untuk peran antikapal selam, intai maritim, dan SAR.

Prajurit Korps Marinir menjaga tiga kapal perang Rusia yang sedang bersandar di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
Varyag dilengkapi 16 peluncur rudal antikapal P-500 Bazalt serta rudal permukaan ke udara jarak jauh 64xS-300 (sel 8×8) serta rudal permukaan ke udara jarak pendek 40xISA-MA (2×20 sel).
Kemudian 6x AK-630 sebagai senjata pertahanan udara Close-In Weapon System (CIWS). Ada pula meriam AK-130 kaliber 130 mm dan peluncur mortir 2xRBU-6000. Kapal ini juga membawa sedikitnya sepuluh tabung torpedo 533 mm dalam lima peluncur ganda.
Varyag pernah mengunjungi pelabuhan San Francisco, AS pada Juni 2010. Kunjungan itu merupakan kunjungan pertama kapal perang Soviet ke Amerika Serikat sekaligus memecahkan kebekuan hubungan kedua negara dalam 147 tahun.
Kapal ini juga pernah dikerahkan ke medan konflik di Laut Mediterania dan Suriah tahun 2016.
Roni Sontani
Rasa kagum setelah melihat kapal perang Rusia klas VARYAK, andaikata TNI Al punya 1-2 kapal sekelas itu wah betapa hebatnya kita, saya bagian dari pengagum TNI AL sangat berharap AL kita bisa memilikinya, tapi seberapa sih harga 2 ka-prang, paling gak seberapa untuk ukuran sebuah negara yg gemah ripah loh jinawi, aq yakin bisa beli, tapi aq kurang tau apakah ada aturan2 politiknya, aq gak faham, aq hanya bisa berharap, ” salam JALESVEVAJAYAMAHE”