AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Sementara permintaan Israel untuk memiliki jet tempur F-22 Raptor belum dikabulkan, sebagai kompensasi rencana penjualan F-35 oleh Amerika Serikat (AS) ke Uni Emirat Arab (UEA), Israel akan diberikan akses khusus oleh Washington ke satelit-satelit militer AS yang sangat rahasia.
Salah satu satelit dimaksud adalah ‘Burung Pendeteksi Rudal’ atau biasa disebut SBIRS (Space-Based Infrared System). Ini adalah satelit pertahanan yang akan memberikan peringatan dini adanya serangan rudal.
Akses akan diberikan secepatnya kepada Israel dengan menggunakan slot produksi yang disiapkan untuk Angkatan Bersenjata Amerika Serikat.
Seperti diberitakan oleh Breaking Defense (27/10/2020), melalui perjanjian yang akan dibuat dengan segera, Israel akan mendapatkan keuntungan hingga beberapa dekade mendatang.
Untuk merumuskan Kerja Sama Ruang Angkasa itu, Menteri Pertahanan AS Mark Esper dijadwalkan akan segera tiba di Tel Aviv pada hari Kamis untuk bertemu dengan Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz.
Beberapa hari sebelum kunjungan dilaksanakan, Direktur Jenderal Kementerian Pertahanan Israel Amir Eshel terlebih dulu terbang ke AS dan bergabung dengan tim Israel yang sudah berada di sana untuk menyiapkan rumusan semua klausul kompensasi yang diinginkan Israel atas rencana penjualan jet tempur siluman F-35 oleh AS kepada UEA.
Nir Dvori, koresponden pertahanan senior untuk saluran TV 12 Israel mengatakan, kejutan dalam pembentukan pertahanan mengarah pada kesepakatan baru dengan Amerika Serikat.
Informasi menyebut, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu secara diam-diam telah menyetujui penjualan F-35 ke UEA dan tidak memberitahukan hal itu kepada Kementerian Pertahanan.
Menurut Dvori, Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mengetahui adanya negosiasi yang dirahasiakan tersebut dari menantu Presiden Donald Trump, Jared Kushner.
Ganz selanjutnya memutuskan untuk bertindak cepat demi mempertahankan keunggulan kualitatif militer Israel. Dari situlah Ganz kemudian meminta kompensasi untuk Israel kepada AS. Israel pun akan mendapatkan keuntungan ‘tambahan’ yang sangat penting untuk mempertahankan keunggulan militer kualitatifnya.
Perjanjian tersebut akan memungkinkan Israel dapat membeli beberapa sistem persenjataan ‘sangat khusus’ yang tidak diproduksi oleh Israel.
Tampaknya, Israel juga akan mendapatkan akses yang lebih dalam ke sistem avionik inti F-35 Lightning II.
Akses ke avionik inti tersebut merupakan salah satu poin penting bagi Israel untuk dapat mengungguli F-35 yang dimiliki oleh negara-negara lain.
Cepat atau lambat, negara-negara di kawasan Timur Tengah memang akan membeli F-35 dari AS, namun secara kualitatif F-35 Israel tetap akan menjadi yang terunggul.
Roni Sontani