Rusia Bantu China Bangun Sistem Peringatan Dini Rudal Balistik Antarbenua

Don-2-N multirole early-warning radarSputnik

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Salah satu ancaman senjata pemusnah jarak jauh yang harus diwaspadai adalah rudal balistik antarbenua yang terus diciptakan negara-negara berteknologi maju.

Tak cukup mengandalkan kekuatan domestik, China meminta Rusia untuk membantu pengembangan sistem peringatan dini datangnya rudal balistik antarbenua.

Gayung bersambut, Negeri Beruang menyatakan niatnya untuk memberikan bantuan kepada kawannya, Negeri Panda.

Dalam sebuah konferensi internasional di Moskow, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan langsung pihaknya akan membantu China mewujudkan radar berbasis darat dan sistem pemantauan satelit yang dapat mendeteksi datangnya rudal-rudal ICBM (intercontinental ballistic missile).

“Saya tidak berpikir untuk membuka rahasia besar di sini. Tetapi, kami sekarang sedang membantu China mitra kami untuk menciptakan sistem peringatan serangan rudal,” ujar Putin seperti dikutip Russia Today, Kamis (3/10).

RS-28 Sarmat
Youtube RS-28 Sarmat

Ditambahkan, kerja sama tersebut akan meningkatkan kemampuan pertahanan China lebih tinggi.

Setelah hal ini terwujud nanti, lanjutnya, China akan menjadi negara ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Rusia yang memiliki sistem peringatan rudal ini.

AS membangun sistem peringatan serangan rudal pada masa Perang Dingin guna menghadapi ancaman ICBM Uni Soviet. Fasilitas dibangun di wilayah Kutub Utara yakni di Alaska dan Greenland. Hal ini mengingat lintasan ICBM terdekat dari Uni Soviet menuju Amerika Utara melewati kutub paling utara bola Bumi.

Type 096 SSBN
Ilustrasi JL-3 dari kapal selam

Diketahui, Uni Soviet (kini Rusia) terus mengembangkan rudal-rudal balistik antarbenua terbaru. Salah satu di antaranya adalah RS-28 Sarmat. ICBM berhulu ledak nuklir ini dijadwalkan mulai digunakan tahun depan.

China sendiri telah memiliki sejumlah rudal ICBM yang pada peringatan Hari Nasional RRC pada 1 Oktober lalu diperlihatkan kepada publik. Misalnya JL-2 yang diluncurkan dari basis kapal selam (SLBM), DF-41, dan DF-17 yang digendong menggunakan kendaraan pengangkut darat.

Setelah JL-2, China pun mengembangkan JL-3 dari basis DF-41.

JL-3
Istimewa JL-3

Terkait kepemilikan sistem peringatan dini rudal balistik antarbenua, Rusia sudah memiliki fasilitas Don-2-N multirole early-warning radar di Sofrino, Wilayah Moskow.

Sistem ini dirancang mampu mendeteksi datangnya serangan rudal-rudal ICBM negara lain melalui deteksi dini dan pengerahan alutsista-alutsista penangkalnya.

Roni Sontani

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *