Airline

737 MAX 8 SilkAir ‘Ditidurkan Sementara’ di Alice Springs Australia

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Maskapai SilkAir (IATA: MI, ICAO: SLK) dari Singapura mengambil langkah ‘menidurkan sementara’ armada pesawat Boeing 737 MAX 8 di tempat penyimpanan pesawat (boneyard) Alice Springs, Australia.

Langkah ini ditempuh SilkAir seiring belum dikeluarkannya lagi perizinan untuk menerbangkan si burung besi komersial buatan Boeing oleh Administratur Penerbangan Federal (FAA) Amerika Serikat.

Pesawat 737 MAX SilkAir beregistrasi 9V-MBA tiba di Alice Springs pada Senin pagi, 30 September. Sementara lima unit 737 MAX 8 SilkAir lainnya masih diparkir di Bandara Changi sejak Maret 2019 lalu.

Pemindahan pesawat 737 MAX 8 SilkAir dilaksanakan dari Singapura ke Australia setelah mendapatkan perizinan dari Otoritas Keselamatan Penerbangan Sipil Australia (CASA) minggu lalu.

Dalam pernyataannya, CASA menerangkan bahwa pesawat tersebut hanya dapat dioperasikan melalui “Penerbangan Terotorisasi” untuk “Penerbangan Non-Komersial” seperti penerbangan uji, penyimpanan, pemeliharaan, atau perbaikan.

Boeing

Dalam penerbangan tersebut, perangkat lunak manoeuvring characteristics augmentation systems (MCAS) yang sejauh ini diklaim sebagai penyebab jatuhnya dua pesawat 737 MAX 8 tidak diaktifkan.

Seperti diketahui, dua kecelakaan telah menimpa dua pesawat Boeing 737 MAX 8, masing-masing milik Lion Air pada Oktober 2018 dan Ehtiopian Airlines pada Maret 2019. Kedua musibah ini telah menyebabkan hilangnya 346 jiwa.

Alice Springs di Australia terletak di sebuah kawasan gurun. Wilayah ini sangat sedikit sekali mengalami hujan, tidak terdapat badai, dan kelembaban nol. Dengan iklim yang kering, pesawat yang disimpan di tempat ini dapat terhindar dari masalah korosi.

APAS

Dibutuhkan waktu penerbangan 5-6 jam dari Singapura untuk menuju Alice Springs, Australia.

FlightGlobal mencatat, 9V-MBA diterima Silk Air pada 27 September 2017. Silk Air mengoperasikan enam unit 737 MAX 8 dari 31 unit yang dipesan.

Roni Sontani

Roni Sontani

Founder and Chief Editor of Airspace Review. Editor of Indonesian Air Force Magazine.

Recent Posts

Almaz-Antey dan Belarus menandatangani kontrak pemeliharaan sistem pertahanan udara, termasuk S-400 dan Tor-M2

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…

1 hour ago

Inggris mengizinkan Turkiye untuk mengintegrasikan persenjataan buatan dalam negeri ke jet tempur Typhoon

AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…

2 hours ago

Jet tempur KF-21 Boramae akan dilengkapi sistem IFF buatan BAE Systems

AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…

5 hours ago

Spanyol produksi kendaraan tempur FEROX 6X6, berdasarkan lisensi dari EDGE Group Uni Emirat Arab

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…

7 hours ago

Perluas kemampuan serangan jarak jauhnya, militer Estonia akuisisi K239 Chunmoo MLRS dari Korea Selatan

AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…

7 hours ago

Jepang mengakuisisi pesawat latih T-6 Texan II dari Textron, pengiriman dimulai tahun 2029

AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…

7 hours ago