PT-16, Upaya Mandiri Polandia Mengembangkan Tank Tempur Utama

Bumar Labedy

AIRSPACE-REVIEW.com – Dalam kepemilikan tank tempur utama (MBT), Militer Polandia terbilang cukup istimewa. Angkatan Darat Polandia mengoperasikan produk Blok Timur dan Blok Barat sekaligus.

Bisa dimaklumi karena di era Perang Dingin Polandia adalah anggota Pakta Warsawa hingga runtuhnya Uni Soviet sang induk semangnya pada 1991. Selanjutnya, pada 1999 Polandia masuk menjadi anggota NATO.

Seperti diketahui, AD Polandia saat ini mengoperasikan sebanyak 518 tank T-72M buatan tahun 1970-an. Tank dibuat berdasarkan lisensi dari Uni Soviet (kini diteruskan Rusia).

AD Polandia juga memiliki 237 unit versi modern T-72M1 atau yang lebih dikenal sebagai PT-91 Twardy buatan tahun 1990-an.

Pada 2002-2003, AD Polandia mulai diperkuat dengan 142 tank Leopard 2A4 dan 105 Leopard 2A5 serta dua Leopard 2NJ (versi latih tanpa kubah senjata).

Untuk sementara ini kekuatan MBT yang dimiliki AD Polandia memanglah sudah mumpuni. Namun untuk menjaga kelanggengan industri senjata dalam negeri, mulai dikembangkan tank penerus PT-91 Trady (Hard).

Bumar Labedy

Pada 2016, purwarupa tank baru bernama PT-16 (Polandian Tank 2016) mulai diluncurkan pada pameran pertahanan international MSPO September 2016 di Kielce, Polandia.

PT-16 adalah kolaborasi kedua antara OBRUM dan Bumar Labedy setelah PT-91. Sebagai basis pengembangan didasarkan pada tank PT-91, namun memiliki tampilan baru yang terlihat modern.

Perubahan mencolok pada PT-16 adalah penggunaan kanon baru ke standar NATO berkaliber 120 mm, meninggalkan standar Blok Timur kaliber 125 mm.

Kubah PT-16 dirancang oleh perusahaan Polandia ZMT (Zaklady Mechaniczne Tarnow). Kubah dilengkapi dengan autoloader baru untuk memasok amunisi yang terletak di bagian belakang.

Total sebanyak 40 munisi dapat dibawa PT-16, sebanyak  22 di antaranya siap pakai dengan tingkat tembakkan 12 putaran per menit. Kanon baru ini mampu menembakkan amunisi jenis DM63 APFSDS dan DM11 HE.

Persenjataan sekunder PT-16 berupa senapan mesin koaksial 7,62 mm yang dipasang di sebelah kanan kanon utama. Di belakang kubah tersedia pula sistem kendali senjata jarak jauh (RCWS) yang dibekali senapan mesin WKM kaliber 12,7  mm.

Bumar Labedy

PT-16 memiliki sistem kontrol tembakan baru dan memiliki metode keterlibatan tempur hunter-killer layaknya MBT modern pada umumnya.

Komandan menggunakan sistem pandangan panoramik untuk mencari target. Setelah target dipilih, senjata diarahkan secara otomatis. Selanjutnya penembak menyelesaikan semua proses dari membidik hingga menembak. Secara simultan komandan akan mencari target baru.

Peralatan standar bawaan PT-16 meliputi sistem manajemen medan perang, sistem peringatan laser OBRA III, dan unit daya tambahan (APU). Lalu ada juga sistem pendingin udara (AC) dan sistem perlindungan NBC.

Sensor untuk sistem peringatan laser dipasang di bagian depan, samping dan belakang kubah senjata.

Tingkat perlindungan PT-16 jauh meningkat dibandingkan dengan PT-91. Hampir sekujur tubuh termasuk kubah PT-16 ditempeli paket armor komposit modular baru.

PT-76
Bumar Labedy

Bagian samping dan belakang kubah dilengkapi dengan rantai dengan ujung bola besi berjarak rapat. Perangkat ini dirancang untuk meledakkan proyektil HEAT sebelum mengenai cincin kubah.

Untuk meningkatkan perlindungan diri terhadap serangan roket peluncur granat (RPG), bagian belakang kubah dilindungi oleh slat armor sedangkan bagian depan lambung dilindungi oleh rubber skirt.

Mengenai dimensinya, PT-16 memiliki panjang total 9,67 m, lebar 3,34 m, tinggi 2,60 m, dan berbobot tempur 47,5 ton.

Tata letak ruang PT-16 dibagi menjadi tiga kompartemen utama. Dengan posisi pengemudi di bagian depan, sementara komandan dan juru tembak duduk dalam kubah berputar. Sedangkan mesinnya ditanam di bagian belakang tank.

Sebagai penggerak PT-16 menggunakan mesin diesel MTU buatan Jerman berdaya 1.088 hp. Tank dapat dipacu maksimum hingga 70 km/jam di jalan datar keras dan berjangkuan operasi sejuah 500 km.

Dalam pengembangan PT-16 ini industri pertahanan Polandia mendapatkan alih teknologi yang diberikan Jerman untuk pembelian Leopard  2A4/2A5.

Termasuk di dalamnya adalah teknologi kit armor komposit, lalu teknologi pembuatan kanon 120 mm standar NATO, dan pasokan mesin diesel untuk dapur pacunya.

Untuk sementara ini belum ada pemesan PT-16 untuk Militer Polandia. Seperti diketahui AD Polandia lebih berkonsentrasi meningkatkan kemampuan Leopard 2A4 yang dijuluki Leopard 2PL.

Namun demikian pengembangan PT-16 lebih ditujukan guna menjaga kemandirian dan mengasah keahlian Polandia untuk dapat merancang MBT modern. Untuk pasar ekspor PT-16 juga tentunya masih terbuka lebar.

Rangga Baswara Sawiyya

editor: ron raider

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *