ANGKASAREVIEW.COM – Kesiapan jet tempur F-35 Lightning II menurun akibat terjadi salah urus (pengaturan) dalam hal penyediaan suku cadang. Akibatnya, pesawat tidak dapat melakukan banyak misi atau melaksanakan penerbangan sesering yang diharapkan.
Kekurangan suku cadang dan kemampuan perbaikan yang terbatas telah berkontribusi pada menurunnya kesiapan terbang F-35 hingga 30% pada periode Mei – November 2018.
Temuan ini disampaikan Kantor Akuntabilitas Pemerintah (Government Accountability Office/GAO) kepada Kongres Amerika Serikat pada April 2019 dan telah dipublikasikan secara terbuka di laman GAO.
Tautan: Tidak Membeli F-35, Penerbang Tempur Jerman Jadi Pilot Lapis Kedua di NATO
Ditulis oleh GAO, kinerja pesawat yang lebih rendah dari yang diharapkan sebagian besar disebabkan oleh kurangnya suku cadang F-35 dan masalah pengelolaan serta pendistribusian suku cadang hingga tataran global.
Departemen Pertahanan (DOD) Amerika Serikat diketahui memiliki backlog perbaikan suku cadang F-35 sebanyak 4.300 komponen. Dalam hal ini DOD berupaya mengambil langkah-langkah untuk menangani masalah yang dihadapi.
Tautan: Harus Ditangani Khusus, Tim Teknisi Berlatih Cara Pulihkan F-35 yang Rusak
Namun demikian, tindakan tersebut belum mampu menyelesaikan kesenjangan antara kebutuhan dengan rantai pasokan suku cadang F-35 itu sendiri.
Masalah lain yang dihadapi, persediaan suku cadang faktanya tidak semua dapat digunakan untuk menutupi kebutuhan akan suku cadang itu sendiri. Sebab, terdapat banyak suku cadang yang sudah dibeli namun pada saat akan digunakan sudah tidak sesuai lagi karena pesawat F-35 telah dimodifikasi dari waktu ke waktu.
Sebagai contoh GAO menyebut, 44 persen dari suku cadang yang telah dibeli nyatanya tidak sesuai dengan pesawat F-35 yang digunakan Korps Marinir AS (USMC) baru-baru ini.
Tautan: Enyahkan F-35B, Taiwan Akhirnya Pilih Beli 72 F-16V
Tanpa melakukan modifikasi ulang pada suku cadang, sulit suku cadang tersebut dapat digunakan pada pesawat.
Untuk diketahui, F-35 dirancang dalam tiga varian A, B, dan C untuk tiga angkatan (USAF, USMC, US Navy) di mana masing-masing pesawat punya kekhususan tersendiri walau secara umum didesain bersifat komunal.
Tautan: Dekati China, F-35B Sukses Luncurkan Paveway II dan JDAM dari Perairan Filipina
Temuan lain GAO, jaringan distribusi global komponen F-35 dinilai masih belum matang, sehingga pelanggan F-35 di luar negeri harus menunggu datangnya suku cadang F-35 dalam waktu yang lama.
Atas masalah-masalah yang terjadi tersebut, Angkatan Udara AS (USAF) dan USMC harus mengatur ulang biaya perawatan yang dibutuhkan.
DOD telah menghabiskan miliaran dolar untuk pembelian suku cadang F-35, namun DOD sendiri tidak memiliki catatan yang baik untuk semua suku cadang yang telah dibeli, di mana suku cadang itu berada, dan berapa biayanya.
Tautan: Belanda Rancang 4 Skadron F-35 Berjumlah 60 Pesawat, Plus 7 Unit untuk Latihan
DOD tidak merawat basis data informasi tentang komponen F-35 yang dimiliki AS dan tidak memiliki data komponen yang diperlukan. Tanpa kebijakan yang jelas, kata GAO, DOD akan kesulitan untuk melacak suku cadang F-35 yang telah dibeli. DOD hanya akan bergulat dengan pemahaman terbatas tentang suku cadang F-35 yang dimilikinya dan bagaimana mereka harus mengelolanya.
Jika dibiarkan dan tidak diselesaikan, lanjut GAO, masalah akuntabilitas ini akan menghambat kemampuan DOD untuk mencapai kesiapan yang memadai sesuai keterjangkauannya.
Pada bagian akhir dari laporan setebal 75 halaman itu, GAO merekomendasikan delapan hal termasuk di antaranya agar DOD menentukan tindakan untuk menutup kesenjangan antara permintaan dan kinerja rantai pasokan suku cadang F-35.
Tautan: Dipersenjatai Bom Nuklir Terbaru, F-35 Disebut Ancaman Paling Serius bagi Rusia
Dalam laporan tersebut, GAO juga mencantumkan semua jawaban dari DOD yang intinya menyetujui semua rekomendasi yang disampaikan dan akan melakukan langkah-langkah yang diperlukan.
Roni Sontani