ZALA 421-16E5, Drone Intai Buatan Kalashnikov yang Teruji Perang

ZALA Aero drone_1ZALA Aero

ANGKASAREVIEW.COM – Mengambil pelajaran dalam Perang Ossetia Selatan tahun 2008, Militer Rusia jauh tertinggal dalam penggunaan drone intai melawan negara tetangganya Georgia. Begitu pula dalam Perang Donbass 2014 yang berlanjut pada aneksasi Krimea oleh Rusia, Negeri Beruang Merah masih belum memiliki drone intai buatan sendiri yang dapat diandalkan.

Sobat AR, pada awal-awal konflik melawan negeri jirannya Ukraina, Militer Rusia kerap menurunkan drone buatan Israel, yakni Forpost (Searcher Mk.2 ) dan Zastava (BirdEye 400). Kedua drone tersebut dibuat di dalam negeri Rusia berdasar lisensi dari Israel pada 2010.

Belakangan, atas dukunganan Kementerian Pertahanan Rusia, langkah kemandirian pun segera ditempuh. Beragam drone taktis terutama kelas ringan buatan lokal mulai dipesan untuk digunakan oleh militer dalam jumlah yang signifikan.

Setidaknya ada empat perusahaan spesialis pembuat drone yang dilibatkan dalam pengembangan drone intai tersebut. Keempatnya adalah Izhmash Bezpilotniye Sistemy, ZAO Enics, Russian Unmanned Vehicle Systems Association (RUVSA), dan ZALA Aero.

Nah, salah satu drone intai ringan yang berhasil dilahirkan adalah ZALA 421-16E5. Drone intai ringan ini dikembangkan oleh ZALA Aero, anak perusahaan dari pembuat senjata kenamaan Kalashnikov Concern.

ZALA 421-16E5 mulai diluncurkan pada Agustus 2015. Drone ini diperlihatkan kepada umum pertama kali dalam Pameran Internasional Keamanan Dalam Negeri, Interpolitex bulan Oktober 2015 di Moskow. Selanjutnya, tes penerbangan ZALA 421-16E5 dilaksanakan pada Juni 2017.

Mengenai performanya, melansir armyrecognition.com, drone ZALA 421-16E5 memiliki durasi penerbangan selama 6-7 jam atau jangkauan penerbangan hingga 150 km. ZALA 421-16E5 dapat memantau area seluas 21.000 km persegi dalam sebuah misinya.

Untuk spesifikasinya, ZALA 421-16E5 memiliki rentang sayap 5 m. Wahana ini memiliki bobot MTOW 29,5 kg dan dapat membawa muatan khusus seperti perangkat pengintaian seberat 5 kg.

DroneIstimewa

Hebatnya, drone ZALA 421-16Е5 dapat diaktifkan baik oleh sistem propulsi listrik maupun mesin pembakaran internal (internal combustion engine). Mesin model pusher yang digunakan dilengkapi dengan baling-baling berbilah dua.

Kecepatan terbang ZALA 421-16Е5 berkisar 65 km/jam hingga 110 km/jam dengan ketinggian terbang maksimum pada 3.600 m. ZALA 421-16Е5 mampu beroperasi dalam suhu berkisar -30° hingga 40° C dan dapat menahan kecepatan angin 15 m/detik.

Perlengkapan sensor yang dibawa ZALA 421-16E5 ditanam dalam tabung yang dipasang di bagian hidung dengan sistem penyetabil gyro. Perangkat yang terdiri dari kamera dan perekam ini menghasilkan citra dan video definisi tinggi serta dapat dikirim secara real-time ke stasiun darat (GCS), baik siang maupun malam hari.

Sebagai opsional, ZALA 421-16E5 dapat dilengkapi dengan pengintai laser atau penunjuk sasaran laser untuk memindai dan menentukan koordinat objek. ZALA 421-16E5  juga bisa dilengkapi dengan kemampuan peperangan elektronik.

DroneIstimewa

Untuk terbang, drone ZALA 421-16E5 menggunakan peluncur pneumatik yang dapat berpindah tempat. Setelah melayang ke udara, drone dapat dioperasikan secara otonom menggunakan perangkat autopilot yang melengkapinya. Setelah misi selesai, drone akan turun menggunakan parasut.

Sobat AR, bak senapan Kalashnikov AK-47 yang berdesain sederhana namun dapat diandalkan, begitu pula dengan ZALA 421-16E5. Drone mungil ini telah memiliki cap battle proven. Militer Rusia menggunakannya di palagan Suriah dan dalam perang melawan tetangganya, Ukraina.

Rangga Baswara Sawiyya

 

editor: “raider”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *