100 Personel Skadron Udara 14 Sudah Kursus Bahasa Rusia, Hanggar Su-35 Belum Dibangun

Su-30MK2Roni Sontani

ANGKASAREVIEW.COM – Seluruh personel Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi, Magetan, Jawa Timur berjumlah 100-an orang yang terdiri dari kru udara (air crew) dan kru darat (ground crew), sudah selesai mengikuti Kursus Intensif Bahasa Asing (KIBA) Rusia.

Pendidikan dilaksanakan dalam tiga gelombang di Sekolah Bahasa (Sesa) Lanud Iswahudi, Skadron Pendidikan 505 Wingdikum, tahun lalu. Setiap gelombang pendidikan dilaksanakan selama tiga bulan.

Komandan Skadron Udara 14 Letkol Pnb Reza “Tigon” Muryaji saat dikonfirmasi Angkasa Review, Rabu (16/1/2019) menjelaskan, KIBA Rusia bagi personel Skadron Udara 14 diselenggarakan oleh Lanud Iswahjudi dalam rangka persiapan pengoperasian pesawat Su-35 dari Rusia sebagai pengganti F-5E/F Tiger II yang telah dipensiunkan.

“Seluruh personel Skadron Udara 14 sudah mengikuti KIBA Rusia. Jumlahnya kurang lebih 100-an orang, baik air crew maupun ground crew. Pendidikan dilaksanakan dalam tiga gelombang dan sudah selesai dilaksanakan,” kata Muryaji.

Ditambahkan olehnya, untuk para awak darat Skadron Udara 14 saat ini sedang melaksanakan ground training pesawat Su-27/30 dengan instruktur dari Skadron Udara 11 dan Skadron Teknik 044 Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar.

Sementara itu, Komandan Lanud Iswahjudi Marsma TNI Widyargo Ikoputro ketika dimintai keterangannya terkait persiapan pembangunan fasilitas untuk pengoperasian Su-35 menyatakan, saat ini belum ada pembangunan.

“Masih dalam tahap perencanaan, namun kita harapkan dalam waktu dekat pembangunan fasilitas sudah bisa dimulai,” ujar Ikoputro menjawab Angkasa Review.

Kementerian Pertahanan Republik Indonesia membeli 11 Su-35 dari Rusia senilai 1,14 miliar dolar AS. Diharapkan, pada Oktober tahun ini sudah ada pengiriman kelompok pertama penempur paling mutakhir keluarga Flanker Rusia tersebut ke Indonesia.

Namun demikian, seiring berjalannya waktu sejumlah pertanyaan justru muncul ke permukaan terkait kepastian jual-beli jet tempur Su-35 antara Rusia dan Indonesia ini. Sebagian mengaitkannya dengan faktor tekanan dari Amerika Serikat.

Su-35Sukhoi

“Sukhoi itu pasti akan datang. Itu kan sistemnya 50 persen kita jual hasil pertanian seperti kelapa sawit dan sebagainya. Lalu sisanya kita bayar. Itu (pembayaran) kewenangan Kementerian Keuangan,” ujar Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menjawab pertanyaan media di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, kemarin.

Ryacudu menambahkan, pembelian Sukhoi melibatkan tiga kementerian.

“Pembelian Sukhoi itu kan menunggu persetujuan tiga kementerian. Sampai ke saya sudah final. Saya sudah tanda tangan, sudah salaman. Tapi yang bayar kan bukan saya,” pungkas mantan Kepala Staf Angkatan Darat tersebut.

Roni Sontani

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *