CVR Lion Air PK-LQP Ditemukan, Pengerahan KRI Spica-934 dan KRI Leuser-924 Buahkan Hasil

KRI SpicaIstimewa

ANGKASAREVIEW.COM Cockpit Voice Recorder (CVR) pesawat Boeing 737 MAX 8 PK-LQP yang jatuh di perairan Tanjung Karawang pada 29 Oktober 2018 lalu, berhasil ditemukan oleh Tim Penyelam dari Komando Pasukan Katak (Kopaska) dan Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) Komando Armada I TNI Angkatan Laut, Senin (14/1/2014) sekira pukul 09.10 WIB.

Kepala Dinas Penerangan Koarmada I Letkol Laut (P) Agung Nugroho kepada media menyatakan, benda berwarna oranye yang merekam percakapan pilot dan kopilot di kokpit pesawat itu ditemukan di kedalaman 8 meter di bawah dasar laut.

Perairan Tanjung Karawang sendiri, kata Agung, rata-rata memiliki kedalaman 30 meter.

Penemuan kotak hitam berupa CVR dari PK-LQP nomor penerbangan JT 610 ini, melengkapi penemuan kotak hitam yang lain yaitu FDR pada 1 November 2018 oleh personel Batalyon Intai Amfibi Korps Marinir TNI AL.

Pencarian yang dimotori oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) kali ini, membuahkan hasil pada hari keenam dari rencana pencarian selama 7 hari plus 3 apabila belum ditemukan.

TNI AL mengerahkan dua kapalnya dalam pencarian ini. Yaitu, KRI Spica-934 dari Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Pushidrosal) dan KRI Leuser-924 dari Satban Koarmada I TNI AL.

CVRDispen Koarmada I

Satgas ini dilepas pada 8 Januari lalu dari Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) 2 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara oleh Kapushidrosal Laksda TNI Harjo Susmoro dan Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono.

Tim penyelam Dislambair Koarmada I dipimpin oleh Kadislambair Koarmada I Kolonel Laut (E) Moang Sitompul.

Pada 11 Januari lalu, tim telah melaksanakan penyelaman dengan Diving Station KRI Spica-934 pada kedalaman 28-42 meter. Penyelam menggunakan alat selam Mixgas Crabe dan Scuba serta alat deteksi Ping Locater pinjaman dari Singapura.

CVR Lion Air PK-LQP

Penyelaman yang dilakukan oleh 21 orang penyelam dari Dislambair dan Kopaska pada posisi yang telah ditentukan tersebut, menemukan suara ping dan sinyal CVR.

Setelah posisi CVR dapat dipastikan, tim kemudian melaksanakan penyedotan pasir lumpur di area dugaan CVR berada hingga akhirnya ditemukan pad Senin pagi, 14 Januari pada koordinar 05 48 46,503 S – 107 07 36,728 T.

Tentang KRI Spica yang dikerahkan dalam pencarian, Kapal Bantu Hidro Oseanografi milik Pushidros TNI AL ini dibuat oleh galangan OCEA, Les Sables-d’Olone, Perancis. Kapal berukurang panjang 60 meter yang masih baru ini selain berfungsi sebagai kapal riset dan survei, juga dapat menjalankan peran sebagai kapal patroli.

KRI LeuserDispen Koarmada I

Untuk pertahanan diri, kapal ini dibekali meriam PSU Rheinmetall kaliber 20 mm pada haluan dan serta dua pucuk senapan mesin berat (SMB) M2HB kaliber 12,7 mm di bagian buritan.

Sementara KRI Leuser merupakan kapal bantuan yang dibuat oleh PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (DKB), Jakarta. Kapal dengan dimensi panjang 71,5 meter ini mampu membawa 120 personel dan dilengkapi persenjataan satu meriam kaliber 40 mm dan dua meriam kaliber 20 mm.

Kapal ini pernah dilibatkan dalam pencarian jatuhnya pesawat Adam Air di perairan Majene, Sulawesi Barat pada Januari 2007.

Roni Sontani

One Reply to “CVR Lion Air PK-LQP Ditemukan, Pengerahan KRI Spica-934 dan KRI Leuser-924 Buahkan Hasil”

  1. Lhoh…yg kapal sewaan dari belanda maren magabut dong, emang bawa perlengkapan apa aja om rony kok sampai gak membuahkan hasil ???

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *