Mengenang RPPM dan RPR-M, Ranpur Ringan Generasi Ke-2 Rancangan Pindad

RPPM

ANGKASAREVIEW.COM – Setelah melahirkan kendaraan tempur (ranpur) ringan pertamanya APR-1 di tahun 2003, selanjutnya pada 2006 Divisi Kendaraan Khusus Pindad mulai mendesain ranpur ringan multiguna genersi kedua. Kendaraan ini dinamai Ranpur Pengangkut Pasukan-Monocoque (RPPM).

Dibandingkan dengan sang pendahulunya APR-1 yang boodinya masih ditempatkan di sasis truk, maka untuk RPPM telah mengadopsi desain ‘monokok’. Secara konstruksi, model seperti ini menjadi lebih kuat dan memilki ruang yang lebih lapang.

RPPM memiliki dimensi panjang 4,52 m, lebar 1,74 m, tinggi 1,92 m dan bobot 3,9 ton. Untuk penggerak, menggunakan mesin diesel turbo kapasitas 3.000 cc yang menghasilkan daya 135 ps. Kecepatan laju maksimum dapat dicapai hingga 92 km/jam.

Kapasitas tangki internalnya dapat menampung 70 liter solar dan dilengkapi dua jerigen bahan bakar yang ditempatkan di bagian buritan agar radius tempurnya makin jauh.

Dengan sistem penggerak 4X4, RPPM  dapat mengatasi berbagai medan sulit. Sanggup melintasi tanjakan hingga sudut 55 derajat dan tingkat kemiringan jalan 34 derajat. RPPM juga terbilang nyaman karena sudah dilengkapi sistem transmisi otomatis dan perangkat power steering.

Bodi kendaraan menggunakan pelat baja dengan level proteksi STANAG 4569 Level 1 standar NATO. Artinya, awak kabin RPPM terlindung aman dari gempuran peluru senapan serbu kaliber 5,56 mm dan 7.62mm.

RPPM diawaki 10 personel. Komandan dan pengemudi duduk di kabin depan, sementara delapan praurit bersenjata berada di kompartemen belakang.

Untuk akses keluar masuk tersedia tiga pintu. Satu di belakang dan dua pintu palka di atap belakang.

Untuk alat bela diri, RPPM dilengkapi kubah (turet) berawak satu orang bersenjatakan senapan mesin 12,7 mm. Tersedia juga lima lubang tembak dari dalam kabin serta empat tabung pelontar granat asap.

Purwarupa RPPM sukses mendapatkan sertifikasi dari Dislitbang TNI AD setelah berhasil menjalani beragam uji standar TNI pada Desember 2006. Pelaksanaan tes lapangan dilakukan di fasilitas uji milik TNI AD di Pantai Ambal, Kebumen, Jawa Tengah.

RPPM

Sebulan sebelumnya pada pertahanan internasional Indo Defence, November 2006 di Jakarta, Pindad menandatangani perjanjian kerja sama dengan perusahaan pertahanan MBDA, Perancis.

Dalam kesepakatan tersebut, Pindad dipercaya untuk mengembangkan wahana pengusung sistem rudal darat udara jarak dekat Mistral buatan MBDA. Selain untuk memenuhi kebutuhan militer Indonesia juga untuk keperluan ekspor di kawasan Asia.

Menindaklanjuti kerja sama tersebut Tim R&D dari Divisi Kendaraan Khusus Pindad mulai mendesain kendaraan pengusung rudal darat ke udara yang dinamai Ranpur Pengangkut Rudal-Mistral (RPR-M).

Rancang bangun RPR-M didasarkan pada RPPM yang kabin belakangnya dipotong menjadi dek datar (pick-up). Sistem menara peluncur rudal ditempatkan di tengah dek. Sistem ini berputar 360 derajat dengan bantuan motor penggerak yang ditempatkan di bawah dek.

RPR-M

Selain sepasang rudal Mistral yang siaga di tiang menara, tersedia pula empat tabung rudal cadangan yang ditempatkan pada ruang penyimpanan (storage) di bawah dek belakang kendaraan.

Sobat AR, kala itu direncanakan Pindad akan memproduksi sebanyak 24 unit RPR-M untuk memenuhi pesanan Satuan Artileri Pertahanan Udara Ringan (Arhanudri) TNI AD. RPR-M disiapkan untuk menggantikan sistem rudal darat ke udara Rapier buatan Inggris yang akan memasuki masa pensiun.

Meski pada faktanya pengembangan RPR-M sendiri tak berlanjut menjadi purwarupa, proyek kendaraan pengusung rudal Mistral tetap berlanjut dengan lahirnya ranpur ‘Komodo Mistral’ pesanan Arhanudri TNI AD sebanyak 56 unit pada 2012 silam.

Rangga Baswara Sawiyya

 

editor: ron

One Reply to “Mengenang RPPM dan RPR-M, Ranpur Ringan Generasi Ke-2 Rancangan Pindad”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *