Angkatan 88 “The Rising Star” Baru di TNI Angkatan Udara

KorpaskhasDispenau

ANGKASAREVIEW.COM – Pergantian Komandan Korps Pasukan Khas (Korpaskhas) TNI Angkatan Udara dari pejabat lama Marsda TNI Theodorus Seto Purnomo (AAU 1985) kepada Marsma TNI Eris Widodo Yuliastono (AAU 1988) yang dipimpin oleh KSAU Marsekal TNI Yuyu Sutisna di Markas Korpaskhas, Bandung pada 2 November lalu, menyiratkan hal yang dapat dicermati.

Bahwa, lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) Tahun 1988 semakin banyak yang mengisi pos-pos jabatan strategis di jajaran TNI AU.

Angkatan “88” di TNI AU (untuk menyebut secara singkat lulusan AAU 1988, –mohon diingat pengertian ini berbeda dengan penyebutan angkatan kelulusan di AAL/TNI AL–), yang sudah berpangkat bintang dua jumlahnya mulai bertambah mengisi pos-pos strategis. Peta ini seperti mengikuti peta “kakaknya” Angkatan “86” yang telah melahirkan sekian banyak perwira bintang dua di pos-pos strategis dan tiga perwira bintang tiga dimana dua di antaranya naik ke bintang empat menjadi KSAU dan Panglima TNI.

Tak dapat dipungkiri, sejak Marsdya TNI Hadi Tjahjanto (AAU 1986) dilantik oleh Presiden Joko Widodo menjadi KSAU ke-21 pada 18 Januari 2017 –dan saat itu juga pangkatnya langsung dinaikkan jadi bintang empat (Marsekal TNI)– seketika itu pula peta kepemimpinan di TNI AU berubah total. Jabatan puncak AU-1 yang sekian lama (sejak lulusan AAU 1965) “dikuasai” oleh lulusan AAU tahun ganjil berpindah ke tangan perwira tinggi lulusan AAU tahun genap.

Dengan berhasilnya paguyuban “Adem” (Angkatan Delapan Enam) menjadi KSAU, bahkan dua orang menjadi KSAU dan satu orang menjadi Panglima TNI, menghasilkan efek lanjutan dimana gerbong perwira tinggi AAU 1986 banyak yang meraih bintang dua. Bahkan, turunan lagi ke bawahnya, lulusan AAU angkatan genap pun kini “mendapat peluang” lebih besar untuk menempati pos-pos stretegis.

Opini pribadi ini tentunya bisa dibantah karena sifatnya hanya cermatan dari luar saja. Tulisan ini pun sejatinya tidak dimaksudkan untuk membuka polemik.

Untuk diingat, lulusan AAU tahun ganjil lebih dulu menghasilkan dua KSAU dan satu Panglima TNI dari satu angkatan, yaitu Angkatan “73” dimana Marsekal Djoko Suyanto dan Marsekal Herman Prayitno yang lulusan AAU 1973 menjadi KSAU ke-15 dan ke-16. Djoko Suyanto selanjutnya menjadi Panglima TNI. Turunan lanjutannya pun lumrah saja terjadi, dimana “tradisi” KSAU dari lulusan AAU angkatan ganjil saat itu sedapat mungkin “dipertahankan”.

Pada dasarnya, TNI dalam hal ini TNI AU memegang teguh soliditas institusi. Soal jabatan, kembali kepada kapabilitas masing-masing individu.

Pergantian Dankorpaskhas dari AAU 1985 ke AAU 1988, menjadikan Angkatan 88 semakin mantap sebagai “Rising Star” baru di TNI AU. Tidak hanya Korps Penerbang, Korps Pasukan pun sudah ada yang mengisi pos bintang dua.

Sangat bisa terjadi, Angkatan “88” akan meneruskan tampuk kepemimpinan Angkatan “86” pada posisi AU-1. Dengan demikian, tradisi baru KSAU dari lulusan AAU angkatan genap dapat diteruskan oleh Angkatan “88”.

TNI AUPenkoopsau I

Namun, semua itu tentu kembali kepada suratan tangan alias takdir dari masing-masing Perwira Tinggi TNI AU. Adapun Presiden RI yang mengangkat dan melantik, hanya menjadi perantara saja, pemberi amanah atas jabatan KSAU. Presiden RI memang punya hak preogratif untuk memilih siapa AU-1 yang dikehendakinya dari calon yang diajukan.

Pos-pos strategis yang saat ini dijabat oleh Paguyuban AAU 1988, di antaranya adalah Pangkoopsau I (tiga kali pejabat), Pangkoopsau II (dua kali pejabat), Pangkohanudnas, Danseskoau, Danpuspomau, dan kini Dankorpaskhas.

Namun, perlu kita ingat juga, bahwa lulusan AAU 1988 ini terdiri dari dua kelompok lulusan, yaitu Angkatan “88” Alpha (Werving 1984) dan Angkatan “88” Bravo (Werving 1985). Dengan demikian jumlah lulusannya pun sangat banyak.

Lulusan terbaik (Adhi Makayasa) AAU 1988 A adalah Marsda TNI Donny Ermawan (Danseskoau) dan Adhi Makayasa AAU 1988 B adalah Marsma TNI R. Agung Handoko (Danpuspomau).

Pejabat-pejabat pos strategis TNI AU dari lulusan AAU 1988 yang telah disebutkan (khususnya dari Korp Penerbang), merupakan calon-calon kuat KSAU berikutnya. Namun begitu, bisa juga nanti muncul calon-calon baru di luar perkiraan, entah itu dari lulusan AAU angkatan genap maupun lulusan AAU angkatan ganjil. Yang jelas, lulusan AAU 1988 saat ini telah menjadi “The Rising Star” baru di TNI AU. Selamat!

Roni Sontani

2 Replies to “Angkatan 88 “The Rising Star” Baru di TNI Angkatan Udara”

  1. Apa hanya angkatan 88 saja yg terbagi 2 kelompok kelulusan? Knapa bisa ada 2 kelompok itu?…saya senang baca ulasan2 ini, mencerahkan..trims

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *